Pun demikian dengan larangan pasar tumpah. Pedagang kecil yang menggantungkan hidupnya akibat pandemi akan terhalang aturan PPKM sementara pedagang berskala besar, pelaku usaha dengan retailnya atau pasar modern semisal mall, supermarket tidak akan terdampak dengan aturan ini.
Inilah perbedaan perlakuan yang ditunjukkan penguasa terhadap warganya. Paham kapitalisme yang menjadi landasan negara bertindak telah memunculkan varian kesenjangan sosial dan diskriminasi. Hak mendapat perhatian dan kenyamanan seolah hanya milik pemilik modal besar, sedangkan rakyat terus menelan pil pahit atas beragam kesulitan hidup.
Dengan demikian, menggantungkan hidup dalam kesejahteraan dan bebas virus, sulit didapatkan masyarakat jika arah pandang pejabat dari hulu hingga ke hilir sama. Mencapai keuntungan materi, miskin empati serta karakter tebang pilih berakibat mengabaikan pelayanan publik.
Kembali pada Islam, Masalah Umat Tersolusikan
Baca Juga:Dinas Kesehatan Tingkatkan Kompetensi SDMPOCO X3 Pro Diluncurkan di Indonesia, Smartphone berjulukan “The Beast” dengan Performa Buas
Islam dan aturannya yang sempurna tidak memperkenankan seorang pemimpin berlaku tidak adil. Perlakuan yang diterima oleh masyarakat harus sama, sesuai hak dan kewajibannya. Baik muslim, nonmuslim, miskin, kaya, rakyat biasa atau pengusaha, mereka adalah warga negara.
“Sesungguhnya manusia yang paling dicintai Allah pada hari kiamat dan yang paling dekat kedudukannya di sisi Allah adalah seorang pemimpin yang adil.” (HR. Tirmidzi)
Negara yang menerapkan syariat Islam memiliki solusi atas masalah apapun. Larangan bermuamalah semisal jual beli dalam kondisi pandemi tidak akan terjadi. Negara telah memiliki role model bagaimana cara memisahkan yang terjangkit wabah dan mana yang sehat. Tips dan trik untuk mengurai rantai penyebaran virus akan di awali dengan kebijakan lock down, 3T, mengerahkan kas negara (pusat dan daerah), membuka pelayanan kesehatan gratis, mensuplai kebutuhan warga terpapar hingga sehat dan membiarkan aktivitas normal bagi warga sehat. Bahkan negara akan mengarahkan tenaga ahli untuk mencari penangkal virus dengan fasilitas maksimal dari negara.
Contoh terbaik untuk pemimpin ini adalah Rasulullah saw. dan Khalifah Umar bin Khattab ra. saat menghadapi wabah di masa kepemimpinannya.
Rasulullah saw. bersabda:
“Jika kalian mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kalian berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari)