SAYA tidak sabar menunggu. Wartawan yang saya tugaskan meliput budidaya bawang merah di wilayah Pantura tidak juga mengirimkan naskahnya. Padahal tugas ini sudah seminggu yang lalu. Liputan bawang, bukan investigasi.
Saya penasaran dengan pemuda yang memilih bertani bawang merah sepulangnya dari Taiwan. Kabar sementara yang saya terima: di Taiwan ia bukan kuliah, tapi menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI). Saya ingin tahu mengapa ia memilih jadi petani bawang setealah pulang ke Subang. Apakah dapat ilmu tentang bawang ia dapatkan selama di Taiwan?
Sebenarnya sudah tidak asing, banyak warga Pantura Subang jadi TKI/TKW di luar negeri. Tapi sepulangnya jadi TKI kemudian jadi petani bawang, itu hal yang unik dan menarik. Bisa jadi menginspirasi. Maklum lagi tren istilah petani milenial.
Baca Juga:Pinjaman Online Menjerat RakyatSudah Mulai Langka, Ini Tujuh Jenis Permainan Tradisional Paling Seru Ini
Tak tanggung-tanggung pemuda yang saya belum tahu namanya itu bertani bawang merah seluas 7 hektare di Desa Sukatani, Kecamatan Compreng.
Memang berita tentang pemuda bertani bawang juga ditulis wartawan Pasundan Ekspres. Tapi bagi saya, itu masih miskin data. Maka saya minta untuk melengkapinya. Dibuat semenarik mungkin dilengkapi data.
Selain di Compreng, bawang merah juga ditanam di sejumlah blok pertanian di Desa Kebondanas Pusakanagara. Menurut UPTD Pertanian Cipunagara, luas area kebun bawang ada 7 hektare. Jika ditambah 7 hektare di Compreng sudah 14 ha bawang di wilayah Pantura Subang.
Penen bawang bisa lima kali setahun. Sedangkan padi hanya 3 kali setahun. Setelah dipanen langsung dijual ke Pasar Induk Jakarta. Bawang merah dari petani itu dibeli dengan harga Rp18.000/Kg. Sedangkan di pasaran, harga bawang merah saat ini Rp20.000/Kg. Saat melonjak seperti di bulan April 2020 lalu, harganya bisa menembus Rp50.000/Kg.
Jika terus dikembangkan, bukan tidak mungkin wilayah Pantura Subang jadi sentra bawang merah. Subang punya potensi, tidak hanya dikenal sentra produsen padi saja. Minimal suatu saat ada sebutan bawang Subang. Tidak hanya bawang Brebes saja yang terkenal. Atau sinetron ‘bawang merah dan bawang putih’ yang terkenal itu.
Bawang Brebes memenuhi 19 persen kebutuhan bawang nasinal. Seluas 1.900 Ha lahan di Brebes ditanami bawang merah. Rasanya sudah terkenal se-nusantara karena memiliki citarasa yang lebih nikmat.