Oleh
1.Drs.H.Priyono,M.Si ( Dosen Fakultas Geografi UMS dan Fasilitator Workshop)
2.Ani Sulistyorini, M.Pd (Guru SMA Negeri 92 Jakarta )
Rosululloh Muhammad saw berpesan : “Carilah ilmu sampai ke negeri China”. Makna nasehat Sang Pencerah pembawa risalah tersebut bahwa islam konsen terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan dalam Al Qur’an menempatkan orang yang beriman dan berilmu memiliki derajat yang lebih tinggi ( Surah Al mujadilah ayat 11 ), disamping itu islam tidak pernah membuat sekat antara islam dan bukan islam dalam soal muamalah sehingga belajar dimana dan kepada siapa saja untuk mengkaji ilmu diberi kebebasan, sebaliknya Muhammadiyah yang bergerak di bidang amal usaha pendidikan, terbuka untuk menerima mereka yang mengkaji ilmu, bahkan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Papua, sebagian besar mahasiswanya berasal dari kalangan non muslim, inilah indahnya mencari ilmu untuk kesejahteraan masyarakat dan membangun peradapan.
Dalam hadist, anjuran menuntut ilmu itu dimulai sejak lahir hingga akhir hayat. “Uthlubul ‘ilma minal mahdi ilal lakhdi” artinya “tuntutlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat, tidak terkecuali walaupun ia sudah menjadi guru. Berdasarkan hadits di atas berarti islam memerintahkan pada umatnya untuk terus belajar meskipun sudah usia lanjut dan dimanapun tanpa mengenal batas ruang. Oleh karenanya ghirah menuntut ilmu harus terus menggelora meskipun di masa pandemi karena dorongan religi.
Baca Juga:Antara Kerinduan dan Kebijakan MudikPinjaman Online Menjerat Rakyat
Guru adalah komponen penting dan ujung tombak kemajuan pendidikan. Guru tidak boleh merasa cukup dengan kemampuan dan ilmu yang dimiliki karena kemajuan terus berjalan. Tuntutan untuk meningkatkan kemampuan guru secara berkesinambungan itu dipicu karena objek yang kita didik adalah seorang pribadi yang terus mengalami perkembangan dan kemajuan, substansi kajian dan konteks pembelajaran juga terus mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dimensi ruang dan waktu. Jika guru tidak meningkatkan kompetensinya guru akan tertinggal oleh zaman, dan akan tertinggal dengan kemajuan anak didiknya. Oleh sebab itu guru harus terus meningkatkan kompetensinya dengan berbagai cara, misal mengikuti workshop atau seminar. Di era pandemi ini banyak kesempatan untuk guru mengikuti workshop atau seminar secara online (webinar). Banyak lembaga yang memberikan penawaran untuk mengikuti webinar ada yang gratis atau berbayar, semua tinggal kemauan dari guru untuk mengikutinya dan meningkatkan kompetensinya. Dimana ada kemauan disitu ada jalan pepatah ini harus terpatri dengan baik dalam benak guru. Oleh sebab itu guru harus terus meningkatkan kompetensinya dengan berbagai cara, misal mengikuti workshop atau seminar. Di era pandemi ini banyak kesempatan untuk guru mengikuti workshop atau seminar secara online (webinar). Banyak lembaga yang memberikan penawaran untuk mengikuti webinar ada yang gratis atau berbayar, semua tinggal kemauan dari guru untuk mengikutinya dan meningkatkan kompetensinya. Dimana ada kemauan disitu ada jalan pepatah ini harus terpatri dengan baik dalam benak guru.