SUBANG-Sudah satu pekan sejak Rabu (21/4) lalu KRI Nanggalan-402 dinyatakan hilang kontak. Setelah pencarian selama 72 jam pada Sabtu, (24/4) KRI Nanggalan-402 dinyatakan tenggelam.
Sejumlah temuan serpihan dan barang menjadi bukti otetentik bahwa kapal selam berjuluk ‘Monster Laut’ itu tenggelam. Sontak hal tersebut menjadi duka yang amat mendalam bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia, terlebih bagi mereka keluarga besar awak kapal yang dinyatakan gugur.
Dari 53 kru kapal yang dinyatakan gugur tersebut, satu diantaranya merupakan alumni dari SMK 1 Angkasa Kalijati Subang angkatan 2008 jurusan elektronik, Kopda Eta Kharisma Dwi Bintarani.
Kepala Sekolah SMK 1 Angkasa Kalijati, Mayor Tek Asnim membenarkan hal tersebut saat dikonfirmasi Pasundan Ekspres.
Mayor Tek Asnim mengaku, bersama siswa lainnya juga telah melaksanakan shalat ghaib untuk mendoakan mendiang almarhum Kopda Eta Kharisma Dwi Bintarani.
“Iya betul beliau alumni SMK Angkasa 1 Kalijati Angkatan 2008. setelah mendengar kabar tersebut, civitas akademi SMK Angkasa 1 Kalijati langsung melangsungkan sholat Goib. Semoga Almarhum meninggal Syahid, Aamiin,” ungkapnya.
Dia mengenang, almarhum merupakan siswa berprestasi selama menganyam pendidikan di SMK Angkasa 1 Kalijati. Selain itu, juga aktif berorganisasi, jabatan seperti Ketua OSIS pernah diembannya semasa almarhum menuntut ilmu di sana.
“Kalau dulu tinggalnya di Kampung Situbiuk, Kalijati Barat. Anaknya baik, tidak pernah neko-neko, dan salah satu siswa berprestasi juga di kami, selama menjadi siswa SMK Angkasa. Almarhum adalah siswa yang aktif dalam mengikuti kegiatan dan berorganisasi yakni OSIS. Almarhum juga menjadi salah satu siswa berprestasi, yang ditunjukkan dengan nilai akademik yang cukup memuaskan,” tambahnya.
Tidak hanya meninggalkan duka untuk civitas akademi SMK Angkasa saja, rekan sejawat yang merupakan satu angkatannya di SMK Angkasa 1 Kalijati, Gege (30). Gege mengungkapkan, semasa sekolah almarhum adalah teman yang baik, rasa tidak percaya jika almarhum lebih dulu berpulang juga samapai saat ini diakui Gege masih dirasakan.
“Namun tetap menjadi kebanggaan bagi saya pernah menjadi teman almarhum, dan gugur saat bertugas. Insya Allah tidak sia-sia, tugasnya membela negara sudah tuntas,” ungkapnya.