Sebagai insan pendidik tentu saja kita maklumi bahwa kabar burung ini sengaja dibuat oleh orang yang tidak bertanggung jawab agar upaya menekan penyebaran covid 19 yang sedang digencarkan pemerintah dan khususunya di lingkungan dinas pendidikan tidak berjalan sesuai harapan. Apapun alasannya kita yakin semua orang ingin terlepas dari jeratan pandemik ini, namun ada yang menyikapi dengan benar tetapi ada pula yang menyikapinya dengan salah kaprah dan justru meracuni dan membuat pandemik ini tidak kunjung berakhir. Bila ada kasus seseorang terpapar covid 19 justru setelah mendapat vaksinasi covid 19 harus kita sikapi dengan arif dan bijaksana, tidak dibuat kesimpulan bahwa vaksinasi berbahaya, mengaapa ? karena pada prinsipnya setiap orang memiliki imun yang berbeda dengan latar riwayat penyakit penyerta berbeda sehingga jika pada suatu tindakan pada masyarakat luas ada kasus kegagalan pada hakekatnya itu adalah peuang gagal yang normal dan biasa diantara sekian juta orang yang selamat melewati vaksinasi covid 19. Sehingga kita tidak boleh memukul rata dari satu atau beberapa kejadian dari sekian juta tindakan yang sudah dilewati. Dalam dunia pendidikan vaksinasi covid 19 ini seperti membuka jalan baru menuju pembelajaran tatap muka. Opini yang berkembang di media masa juga sangat diperlukan untuk pencerahan baik pada pemerintah dan masyarakat , tetapi tetap harus disikapi dengan bijaksana dan dalam perspektif keseimbangan , barangkali itu adalah kasusistik yang belum bisa digeneralisasi.
Pembelajaran tatap maya yang saat ini dilaksanakan pada berbagai jenjang pendidikan di Indonesia memerlukan suntikan energi baru, mengapa ? karena tidak dapat dipungkiri bahwa pembelajaran tatap maya yang sudah dilaksanakan selama satu tahun ini memerlukan penyegaran. Siswa dan guru perlu bertatap muka dalam satu ruang agar ada konfirmasi materi yang dibahas dalam taap maya dapat dibahas secara lebih jelas. Pada prinsipnya kedua model pembelajaran ini saling mengisi dan asaling melengkapi dalam ketuntasan materi pembelajaran. Tidak semua materi dapat diselesaikan dalam tatap muka begitu pula sebaliknya. Guru dapat memberikan penugasan pada materi yang dapat kerjakan siswa di rumah dengan pendampingan modul bahan ajar yang sesuai dalam kegiatan daring sedangkan tatap muka diperlukan guru dan siswa untuk mengkaji materi yang membutuhkan pembuktian, praktik dan penalaran.