Salah satu koordinator aksi, Esti Setyorini. Dia menyebut peringatan hari buruh akan menurunkan sekitar 1500 buruh di Subang. “Iya, kami Aliansi Butuh Subang siap aksi turun ke jalan, seperti tahun-tahun sebelumnya,” ungkapnya.
Esti menyoroti promosi upah murah, untuk mendatangkan investasi. Menurutnya, sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan buruh, harus berdasar kepada kebutuhan hidup layak
“Upah yang sesuai berdasarkan kepada kebutuhan hidup layak, sangat berbanding terbalik dengan Omni Bus Law,” katanya.
Baca Juga:Homologasi MandalikaDPRD Subang Nilai Vaksinasi Tak Tepat Sasaran, Satgas: Kebijakan Kemenkes
“Upah bukan lagi hal yang penting di Omni Bus Law. Yang diutamanakan dari Omni Bus Law, hanya investasi bagi para pengusaha, walaupun harus mengorbankan kesejahteraan para buruh.
Oleh karena itu pencabutan Omni Bus Law menjadi tuntutan kami di poin pertama,” tukaasnya.(ysp/idr/vry)