Ukhuwah wathaniyah yang lahir dari kepekaan moralitas dan humanisme. Yang menghargai manusia dari berbagai latar belakang sosial, budaya, suku/etnis, agama dan identitas lainnya. Ukhuwah wathaniyah yang tak menjadi chauvinism, fanatisme berlebihan terhadap paham kebangsaan dan memandang rendah bangsa lain. Walau ukhuwah wathaniyah ditantang chauvinism dalam gerak fanatisme paham sekelompok yang mengatasnamakan agama, identitas, dan kepentingan.
Maka manusia yang memahami ukhuwah wathaniyah adalah manusia Indonesia yang memahami makna al-uns dan al-insan. Yaitu manusia yang terus bergerak memberi manfaat tanpa membedakan identitas.
Seperti yang dilakukan oleh Pendeta Yasin Terang Surabaya, membantu sesama di Papua, Sulawesi Barat, Lombok dan belahan Indonesia lainnya. Seperti Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia yang membantu masyarakat Asmat. Seperti Yason Yikwa dan Titus Kagoya yang melindungi 500 warga pendatang dari kerusuhan di Jayawijaya tahun 2019 lalu. Itulah yang menjaga Indonesia tetap utuh, satu. Salam Kang Marbawi (010521)