SUBANG-Bupati Subang dalam beberapa kesempatan mengklaim telah menyiapkan sejumlah skenario menyambut Subang sebagai kawasan Industri.
Beberapa hal disiapkan Bupati dari mulai pendirian sekolah, sampai pada BLK atau Balai Latihan Kerja. Hal-hal tersebut disebutkan Bupati, guna menyiapkan SDM tenaga kerja untuk bisa ambil bagian di pabrik dan atau indusrti yang ada di Kabupaten Subang.
“Saya minta untuk segera mendirikan SMK industri. Kemudian juga salah satu point yang saya usulkan ke Kemenhub, adalah segera mendirikan SMK Maritim,” ungkap Bupati.
Baca Juga:Putus Cinta, Pria Ini Tega Bakar Pacarnya Hidup-hidupWasiat Ki Kihadjar Dewantoro Bagian 10
Keberadaan SMK Industri dan Maritim disiapkan untuk anak-anak usia sekolah. Sementara di luar usia sekolah, Bupati meminta Kemnterian Perhubungan untuk menyiapkan BLK di lokasi industri. “Warga kita kan banyak yang di luar usia sekolah, sehingga saya usulkan ke kementrian perhubungan, untuk segera mendirikan BLK di lokasi tersebut,” terangnya.
Bukan hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah pusat, Bupati juga meminta BLK di bawah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Subang (Disnakertrans) Subang untuk segera mengaktifkan pelatihan sklill. “Tapi sayapun tidak tinggal begitu saja, untuk BLK di bawah Disnaker, itu segera diaktifkan. Supaya, saya tidak mau rakyat kita tidak menjadi penonton,” tambahnya.
Yang menarik adalah ketika data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, mayoritas angkatan kerja di Kabupaten Subang berasal dari lulusan Sekolah Dasar (SD). Namun, Bupati Subang Ruhimat tetap optimistis bisa memberikan asupan tenaga kerja yang berkualitas bagi perusahaan yang berinvestasi.
“Sekalipun tamatan SD ke bawah, kami lakukan (penyesuaian) yang sekiranya sesuai dan mumpuni sesuai bidang masing-masing. Sebab kalau sudah terlatih, diadakan latihan, kalau sudah bekerja yang sesungguhnya, yang penting ada kemauan. Baik bekerja keras dengan baik maupun latihan. Kalau sudah bekerja ya sesungguhnya kembali ke pribadi masing-masing,” katanya.
Meski terlihat menjadi persoalan kualitas SDM, namun Ruhimat menyebut tetap mengupayakan agar para calon pekerja mampu untuk menguasai hal-hal teknis. Caranya dengan memberi pelatihan, sehingga pekerja tidak kaku ketika masuk ke dunia industri.
“Jadi tamatan SD tersebut, kami sudah kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang buka di kawasan ini. Minimal ada latihan dulu agar sesuai, jangan sampai merugikan usaha juga. Kalau nggak biasa, bisa buat kegagalan produk,” jelasnya.