Oleh : Ika Nur Wahyuni
Setelah pelabuhan Patimban di utara dan Kawasan Industri di Subang tengah, saat ini Bupati Subang yang akrab disapa Kang Jimat merencanakan pembukaan jalan alternatif Serangpanjang-Cipendeuy dengan panjang kurang lebih 24 km melewati Bukit Nyomot yang sedang gencar dipromosikan sebagai daerah wisata dan pertanian.
Bukit Nyomot adalah kawasan serapan air yang terletak di Serangpanjang. Membentang di 6 Kecamatan. Berada di lahan Perhutani dan merupakan lahan tidur atau lahan tidak produktif seluas 6000 ha. Kang Jimat melihat potensi Bukit Nyomot untuk menguatkan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan warga Subang.
Untuk itu Kang Jimat beserta jajarannya menerima kunjungan Raja Kuis Helmy Yahya yang menggandeng investor dari Korea Jay Lee yang tertarik untuk melakukan investasi pada Kamis (15/4/2021).
Jay Lee adalah seorang pemilik pabrik alat berat yang saat ini pabriknya ada di China sangat berminat untuk investasi di sektor pertanian dan mendirikan pusat industri di Kabupaten Subang.
Investor ini meminta dukungan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Subang terkait kebutuhan investasi berupa infrastruktur, ketersediaan Daya Listrik, internet dan jaminan keamanan. Menurutnya wilayah Bukit Nyomot cocok untuk pengembangan Retirement Centre dan komoditas yang diperlukan adalah jahe, sirsak, noni, dan porang. (Tinta Hijau.com, 16/4/2021)
Baca Juga:Penanggulangan Sampah di Lokasi TPA dengan Merubah Perilaku ManusiaBerbagai Upaya Pengebirian Ajaran Islam
Investasi asing adalah penanaman modal asing dimana investor pada lingkup perekonomian satu negara menaruh minat pada bisnis di negara lain. Investasi menjadi alternatif untuk melakukan stabilitas ekonomi. Iming-iming dapat meningkatkan kesejahteraan, menguatkan ekonomi, dan mengurangi pengangguran banyak Kepala Daerah membuka pintu investasi seluas-luasnya bagi para pemodal asing tak terkecuali Kabupaten Subang.
Benarkah investasi asing menguntungkan? Atau hanya sekedar iming-iming semu? Dalam prinsip Kapitalisme, tolok ukur sistem ekonominya semata-mata mendapatkan keuntungan materi. Para pemodal dalam hal ini para investor mengeluarkan modal seoptimal dan seefisien mungkin untuk mendapatkan keuntungan (profit) yang sebesar-besarnya.
Menurut European Business Chambers of Commerce (Kamar Dagang Eropa) tren yang terus meningkat dari waktu ke waktu di kalangan investor adalah memilih berinvestasi ke sektor yang padat modal daripada sektor yang menyerap banyak tenaga kerja. Inilah cara berpikir korporasi di dalam sistem Kapitalis.