Oleh: Wiwin Wintarsih, S.Pd., M.M.*)
Guru SMP Negeri 2 Tanjungsiang
Setiap tahun pelajaran berakhir, para Pendidik bersegera menyiapkan perencanaan pembelajaran untuk dilaksanakan pada pembelajaran tatap muka tahun pelajaran berikutnya. Rencana pembelajaran itu disusun sedemikian rupa agar mencapai tujuan sesuai amanat Undang-Undang Dasar.
Saat ini pandemi Covid-19 masih membayangi langkah setiap insan di muka bumi. Bayang-bayang itu membuat manusia diliputi rasa was-was. Setiap hendak melangkah hati dan pikira selalu dihantui kengerian. Menyebabkan langkah tidak sebebas sebelum berjangkitnya wabah. Hal ini tentu berpengaruh besar terhadap capaian target yang telah ditentukan. Pun terhadap dunia Pendidikan dan para Pendidik.
Penetapan kebijakan belajar dari rumah dan ketentuan pembelajaran jarak jauh menuntut para Pendidik mengubah pola pembelajaran. Dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran jarak jauh. Siap? Mungkin jawaban sebagian besar Pendidik adalah TIDAK. Mengapa?
Ada beberapa hal yang melatar belakanginya.
Baca Juga:Iming-iming Investasi Asing untuk KesejahteraanPenanggulangan Sampah di Lokasi TPA dengan Merubah Perilaku Manusia
Pertama; ada ketidaksiapan. Sampai sebelum berjangkitnya wabah, pembelajaran direncanakan dan dilaksanakan secara tatap muka. Hal ini berlangsung bertahun-tahun. Para Pendidik terbiasa berinteraksi langsung dengan Peserta Didik. Ketika wabah berjangkit kemudian diikuti penetapan belajar dari rumah dengan pola pembelajaran jarak jauh, banyak yang gagal paham dan tidak siap. Muncul pertanyaan: Apa yang harus disiapkan dan direncanakan untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh? Apakah Peserta Didik siap? Apakah tujuan pembelajaran dapat tercapai? Dan pertanyaan lainnya.
Kedua; ada kebingungan. Pembelajaran jarak jauh merupakan hal baru. Di Indonesia belum lazim diterapkan, baru sebatas perPendidikan tinggi. Tidak menutup kemungkinan ketika kebijakan ini diterapkan akan memunculkan beragam tanya, “Apa itu pembelajaran jarak jauh? Bagaimana pelaksanannya? Metode dan media pembelajarannya seperti apa? Bagaimana pelaksanaan penilaiannya?” Dan masih banyak pertanyaan lainnya.
Perubahan yang terjadi menjadi tantangan tersendiri untuk para Pendidik. Bagaimana merubah kebiasaan dan menyiapkan diri untuk perubahan tersebut. Mengubah secara tiba-tiba sesuatu yang telah dilakukan selama bertahun-tahun membutuhkan kesiapan dan keberanian. Dan tidak setiap orang mampu untuk itu. Bagaimana solusi atas permasalahan tersebut?
Salah satu cara terbaik menyikapi perubahan adalah bersikap proaktif dalam arus perubahan. Widyaiswara Ahli Utama Pusdiklat PSDM Bjardianto Pudjiono mengatakan, “Inilah sikap yang tepat dalam menyikapi perubahan. Memang ada beberapa perilaku yang diperlihatkan ketika seseorang dihadapkan pada perubahan, misalnya mau berubah, tidak tahu cara berubah, tidak mau berubah, dan terpaksa berubah.”