Oleh : 1.Yulia Enshanty, S Pd ( Guru Geografi SMAN 1 Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat)
2.Drs.H.Priyono,M.Si ( Wakil Dekan I Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Kolumnis Kolom Taklim Radar Solo)
Satu tahu sudah berlalu, namun pandemi covid-19 hingga saat ini, masih belum menunjukkan tanda-tanda akan menghilang. Apakah mau merayakan hari ulang tahunnya yang kedua ?Di sejumlah daerah, angka kasus positif masih tinggi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus tersebut. Penerapan perilaku 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) dan vaksinasi menjadi upaya utama untuk menekan angka pasien positif, disamping masih diberlakukannya pembatasan kegiatan masyarakat. Presiden Joko Widodo sudah mengingatkan agar kita tidak mensepelekan covid-19 karena meskipun grafik telad ada kecenderungan melandai akibat vaksinasi, akan tetapi kita belum aman , lebih lebih jelang mudik lebaran, sangat rawan kerumunan, pelanggaran prokes. Mobilitas penduduk dari daerah asal ke daerah tujuan harus diminimalisir untuk menekan sebaran covid yang belum aman.
Baca Juga:Sambut Idul Fitri, Aqua Subang Berbagi dengan Masyarakat SekitarMenikmati Lezatnya Buah Ibadah Puasa
Tingginya angka kasus positif, menjadikan himbauan jaga jarak atau physical distancing maupun karantina mandiri masih membuat banyak orang harus bekerja dan belajar di rumah. Kondisi tersebut mengubah banyak perilaku masyarakat, terutama di sektor pendidikan. Kegiatan belajar mengajar yang sebelumnya dilakukan secara tatap muka secara langsung di sekolah , kini masih harus dilaksanakan secara daring dengan pembelajaran jarak jauh. Terhitung sejak akhir maret 2020 hingga saat ini, semua aktivitas belajar dan mengajar dilakukan tidak secara tatap muka di sekolah.
Selama pandemi covid-19, guru dan siswa harus berinteraksi secara online atau daring. Pembelajaran daring bertujuan agar anak bisa belajar di rumah saja untuk mencegah terpapar virus corona dan memutus mata rantai penyebarannya agar tidak muncul kluster baru, kluster sekolah. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) tersebut sempat menuai reaksi dari banyak pihak, mulai siswa, orang tua murid, termasuk guru.
Pembelajaran daring ternyata bagi guru, ada sukanya karena tidak perlu datang ke sekolah/kampus bisa melaksanakan tatap muka virtual dan dalam durasi mengajar yang disediakan kita bisa mengeksplore kemampuan peserta didik melalui diskusi klas lewat schoology. Disamping itu , bila kita menggunakan aplikasi schoology, bisa melaksanakan kegiatan dalam room yang berbeda dalam waktu yang bersamaan dan bisa mengelola kelas kapasitas 100 atau dua klas dalam jam yang sama.