Saya buka data statistik, angka kemiskinan Subang naik dari 8 persen ke 9 persen. Angka pengangguran juga naik dari 8,6 persen ke 9,4 persen. Dua hal ini akan berpengaruh. Sangat logis, jika di luar sana ada orang tua siswa yang kemudian jadi pengangguran. Anaknya terancam putus sekolah.
Terlihat dari pertumbuhan ekonomi Subang yang minus cukup dalam. Dari kondisi tahun 2019 masih tumbuh 4,41 persen sedangkan di tahun 2020 drop drastis: -1,27 persen.
Walaupun secara komulatif indeks pembangunan manusia (IPM) Subang masih tumbuh tipis 0,2 persen: 68,69% menjadi 68,95%.
Baca Juga:Empat Cara Atasi Dehidrasi Saat PuasaMall jadi Tempat Alternatif Isi Waktu Tunggu Berbuka Puasa
Saya mengingatkan angka-angka itu perlu diwaspadai. Saya yakin bagian Perencanaan Disdikbud saat ini bisa menyiapkan dan mendesain program lebih adaptif dengan keadaan. Yang harus diperhatikan juga dari laporan ‘jurnalis’ Tita juga ini: jangan sembarangan bongkar pasang tim. Jangan sembarangan rotasi mutasi. Akibatnya bisa menurunkan kinerja dinas.(*)