Bisnis Jual Beli Barang Limbah
SUBANG-Warga di Kecamatan Ciasem tepatnya di Desa Sukamandijaya digegerkan dengan adanya penangkapan terduga teroris yang terjadi Sabtu (8/5). Aparat bersenjata lengkap dari Tim Densus 88 meringkus satu orang terduga teroris di sebuah rumah di pinggir Jalan Nasional Pantura Ciasem arah Jakarta, tepatnya di Kampung Karanganyar Timur Desa Sukamandijaya.
Salah satu warga sekitar yang diwawancara Pasundan Ekspres Darmawi mengatakan, ia tidak mengetahui secara pasti. Hanya saja sejak pagi, di lokasi tempatnya berjualan, ia melihat sudah banyak aparat. “Kalau apa kejadiannya, apa yang dicari saya tidak tahu,” ucapnya.
Hanya saja yang ia dengar, ada informasi diamankannya terduga teroris. Namun mengenai siapa dan ada berapa orang yang diamankan, ia juga tak mengetahui. “Tahunya ada banyak polisi saja dari Sabtu pagi. Tadi di sini baru beres siang pas dzuhur,” imbuhnya.
Baca Juga:Perketat Penyekatan dengan Tes AntigenBagikan 55.555 Paket Nutrisi Buka Puasa dari Sabang-Merauke
Meski begitu, ia juga sempat mendengar kabar, bahwa sejak Shubuh setelah sahur sudah ramai daa da informasi penangkapan. “Kabarnya dari dalam. Saya kan tidak tahu karena masih di rumah. Pas ke sini buka bengkel sudah ramai polisi dari pagi,” jelasnya.
Kepala Dusun setempat, Aan mengaku kaget dengan peristiwa tersebut. Namun dirinya tak ingin banyak berkomentar lebih jauh mengingat ia pun tidak tahu secara jelas mengenai pemeriksaan dan penggeledahan tersebut.
“Kaget ya tentu, tapi soal ini ada apa saya juga kurang tahu,” kata Aan.
Dari informasi yang dihimpun Pasundan Ekspres, Terduga berinsial WHK berusia 32 tahun, yang memiliki istri berdasarkan kartu identitas merupakan warga Kuningan Jawa Barat.
Ia juga diketahui merupakan korban PHK salah satu pabrik di Cikarang akibat pandemi Covid-19. Sementara, saat ini sehari-hari bekerja sebagai wiraswasta.
Dikatakan Aan, profesi terduga saat ini merupakan wiraswasta setelah dulu di PHK di pabrik, “Dia sama istrinya sih jual-beli limbah barang bekas, kadang-kadang dia juga ikut kerja bangunan di Patimban,” kata dia.
Sementara mengenai status domisilinya, Aan menyebut, memang dia (WHK) sejak kecil tinggal di sini, sekolah SD sampai SMP di sini, pas sekolah SLTA nya pindah di Kabupaten Indramayu, pindah lagi ke sini baru satu tahun, saya kurang paham aktivitas sehari-harinya,” ujarnya