SUBANG-Tidak seperti sebelumnya, perajin kulit ketupat lebaran mengeluh. Sudah dua kali lebaran, pesanan mereka semakin menurun.
Dadan (37) mengaku pesanan kulit ketupat semakin sedikit. Dia menyebut, biasanya tiga hari menjelang lebaran pemesanan kulit ketupat sudah ramai. Bahkan dia kewalahan melayani pemesan.
“Kalau tahun ini sepi, sama juga dengan tahun kemarin sepinya,” ungkap Dadan kepada Pasundan Ekspres, Senin (10/5).
Baca Juga:Pengamanan Takbir Keliling, Polres Purwakarta Tutup Sejumlah Ruas JalanSiapkan Kader KNPI, AMM Subang Gelar Madrasah Kebangsaan
Dia mengatakan, menjadi pengrajin kulit ketupat memang bukan profesi tetapnya. Dia sehari-hari sebagai pedagang sayuran di pasar. Namun momentum lebaran biasanya suka dimanfaatkan dengan membuat kulit ketupat.
Hal senada juga disampaikan pengrajin lain asal Jalancagak, Inoy (54). Sebelum pandemi keuntungan yang bisa diraup mencapai Rp500 ribu. Kini dia tidak bisa memastikan berapa yang bisa diraup dari kreativitasnya membuat kulit ketupat lebaran.
“Kalu sebelum ada Covid-19, pesanan bisa mencapai 16 ribu bungkus. Sekarang, paling enam ribuan. Turunnya sangat tajam. Biasanya tujuh hari sebelum lebaran kulit ketupat sudah banyak yang pesan, kebanyakan dari luar Jalancagak, seperti Purwadadi, Palasari, dan daerah Subang lainnya, ” paparnya.
Dia menyebut, harga kulit ketupat yang dijajakan dibanderol Rp7.000 per ikat. Satu ikat kulit ketupat berisi 10 buah kulit ketupat. Sebelum pendemi Covid-19, dalam sehari menyediakan kurang lebih 3.000 kulit ketupat.
“Tapi sekarang, sehari ada 500 saja sudah lumayan, apalagi di masa sulit seperti ini,” tukasnya.(idr/ysp)