Saya terus cari tahu. Barangkali masih ada harapan dari potret literasi ini. Apa manfaat baca, tentu tidak perlu saya tuliskan.
Lalu saya diskusi dengan teman-teman literasi. Apakah mereka masih ada harapan gerakan literasi? Ternyata ada harapan. Begitu kata komunitas CSD Subang.
Malah saat bulan puasa, animo masyarakat, terutama anak-anak antusias membaca buku. Saat relawan CSD menggelar lapak baca. Sama, mereka tidak punya anggaran. Tapi terus bergerak.
Baca Juga:BRI Bersama PWI KBB Salurkan Paket SembakoPekerja Harian Lepas PT Indo Gemilang Makmur Keluhkan ‘Janji Palsu’ Perusahaan ke Disnakertrans Subang
“Kami juga romli. Rombongan liar tanpa anggaran. Terus aja bergerak. Tim dibagi 7 zona di Subang. Kita enjoy aja,” kata mereka, sambil tersenyum.
Ketekunan mereka pernah diapresiasi oleh Dinas Perpustakaan Jabar dan diundang oleh Duta Besar Amerika.
***
Terus kalau Pemda punya anggaran untuk beli buku? Mau apa dan bagaimana? Diskusi masih berlanjut. Mereka bertanya.
Saya hampir menjawab. Tapi saya sadar, saya bukan kepala Dinas Romli.
Nanti dijawab oleh kepala dinasnya. Semoga diskusi ini bersambung di Dinas Romli.(*)
Catatan Lukman Enha