SUBANG-Piala Adipura yang merupakan sebuah penghargaan bagi Kabupaten/Kota di Indonesia yang berhasil dalam kebersihan dan Pengelolaan lingkungan, nampaknya akan semakin sulit diraih Kabupaten Subang. Pasalnya, persoalan sampah sejak beberapa minggu ini belum bisa diselesaikan oleh Pemkab Subang. Masalah sampah tidak hanya terjadi di Pantura, masalah sampah hampir merata terjadi di wilayah Subang.
Padahal Kabupaten Subang pernah meraih Piala Adipura Buana pada tahun 2017 dari Kementerian Lingkungan Hidup, saat dipimpin Hj.Imas Arumyuningsih sebagai Bupati.
Pada saat itu Subang dinilai mampu menggabungkan unsur sosial dengan lingkungan untuk membentuk Kabupaten yang layak huni dan tercermin dari masyarakatnya yang peduli dengan lingkungan.
Baca Juga:Lima Hektar Sawah Tidak Bisa Ditanam, Warga Tuntut PT Taifa Jaya Development TanggungjawabPimpinan DPRD Jadi Saksi Kasus SPPD Fiktif, Berikut Pengakuanya
Peraihan Piala Adipura Buana tersebut telah dinanti masyarakat, karena selama 20 tahun Kabupaten Subang tidak pernah menerima piala ajang kebersihan lingkungan tersebut.
Salah seorang warga Dani S (37) mengatakan, sepertinya Kabupaten Subang tidak akan meraih kembali Piala Adipura untuk tahun ini. Pasalnya, buruknya pengelolaan sampah mengakibatkan banyaknya tumpukan sampah dan kesadaran masyarakat Subang yang kurang baik terhadap sampah. “Kayaknya tahun ini Subang gak bisa dapat lagi adipura,” ucapnya.
Apalagi Kabupaten Subang saat ini sedang diperbincangkan lantaran banyaknya tumpukan sampah terutama yang terjadi di wilayah Kota Subang. Bahkan ionisnya tumpukan sampah itu salah satunya berada di belakang Rumah Dinas (Rumdin) Wakil Bupati Subang. “Ironis, saya tiap minggu pagi sering berolahraga di Lapang Bintang, tumpukan sampah justru dekat dengan Rumdin Wakil Bupati Subang,” ujarnya.
Kepala Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Subang Dito Sudrajat memaparkan, terjadinya tumpukan sampah lantaran jarak pengangkutan yang sangat jauh dari titik TPS untuk di buang ke TPA Jalupang. Selain itu, disebabkan pemberlakuan jam dari masyarakat yang terlintasi armada sampah. “Selain jarak, pemberlakuan jam operasional truk pengangkut sampah, armada pengangkut yang minim, itu merupakan kendala kami saat ini,” paparnya.(ygo)