Kebijakan Galau Rakyat Risau

Kebijakan Galau Rakyat Risau
0 Komentar

Dalam sistem pemerintahan Islam, hubungan pemimpin dengan rakyat adalah hubungan pengurusan dan tanggung jawab. Aturan yang dibuatnya senantiasa berpijak pada hukum syara’ karena pertanggungjawabannya bukan hanya dunia tapi juga akherat.  Rasulullah  saw. pernah bersabda:

“Imam (Khalifah) adalah pengurus rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang dia urus. (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Hadis tersebut terimplementasi dalam diri khalifah-khalifah setelah Rasulullah wafat, tak terkecuali Khalifah Umar bin Khattab ra. Pada masa kepemimpinannya, pernah terjadi wabah penyakit menular yang disebut Tha’un Amwas. Daya nularnya sedemikian cepat dan mematikan. Terjangkit pagi hari, sore meninggal, begitu juga sore terpapar pagi hari meninggal.

Baca Juga:Makmurkah Masjid di Dekat Rumah Anda?Setelah Ramadhan ………..?

Melihat fenomena mengejutkan itu, Umar bersama sahabat yang lain segera mencari cara cepat dan tepat hingga diberlakukannya karantina wilayah, jaga jarak dan jaga fisik. Dipisahkan mana yang sakit, mana yang sehat. Menyuplai semua kebutuhannya hingga sembuh, mengerahkan kas negara dan daerah, serta membiarkan yang sehat tetap beraktivitas seperti biasa dengan profesi dan keahliannya masing-masing. Alhasil, wabah cepat berakhir, rakyat merasa nyaman. Luar biasanya lagi peran Umar sebagai kepala negara tak cuma duduk berpangku tangan tapi terjun langsung ke lapangan, memeriksa satu persatu warganya jangan sampai terlewat dari pelayanan dan perhatian.

Itulah gambaran singkat yang harusnya terjadi saat ini. Umat butuh sosok pemimpin seperti Umar yang menunjukkan tanggung jawabnya sesuai tuntunan syariat. Kebijakannya didasarkan pada kemaslahatan publik, bukan karena hawa nafsu atau intervensi korporat seperti saat ini dengan kapitalismenya.

Melalui kepemimpinan yang tegas dan aturan yang bersumber dari Allah Swt. solusi secara menyeluruh adalah sebuah keniscayaan terwujud karena langsung mengatasi pada inti masalah. Oleh karena itu berharap umat nyaman dan tenteram, bebas dari aturan zalim, dan berakhirnya wabah dengan segera, jika umat itu sendiri yang ingin dan paham pentingnya sistem pemerintahan Islam warisan Rasulullah tegak di tengah mereka. Bukan demokrasi, bukan pula kapitalisme.

Wallahu a’lam bish-shawab

Laman:

1 2
0 Komentar