Entah referensi saya masih sedikit, tapi saya banyak setuju dengan gagasan Acemoglu dan Robinson yang mengurai penyebab negara gagal dalam bukunya Why The Nations Fail. Mengulas kemajuan dan kemunduran negara berawal dari mandeknya perubahan konstitusi negara merespons perkembangan zaman. Dipengaruhi oleh kesewenangan rezim totaliter atau otoritarianisme.
Buku itu menceritakan bagaimana Revolusi Inggris berhasil. Amerika maju. Spanyol malah terpuruk padahal pernah jadi ‘raja’ dunia. Beberapa negara di Afrika selalu ribut karena konstritusi negara yang mengakomodasi peluang totaliter. Bagaimana pula Ottoman tertinggal dan remuk dibanding Eropa yang terus berkembang. Bagaimana pula Cina pernah terpuruk lalu maju dengan catatan indikator masih ada peluang ‘jatuh’ lagi karena sistem negara.
Maka saya setuju jika kita ingin maju, ubah dulu peraturan yang berpotensi gaya otoritarianisme itu muncul. Partai jangan dikuasai sekelompok elit saja. Mulai dari aturan kepengurusan, pendanaan dan hubungannya dengan birokrasi.
Baca Juga:Gelar Ujian, 25 Murid Tatap Muka Terapkan ProkesFaktor Cuaca, Hasil Tangkapan Ikan nelayan Pantura Menurun
Yang penting pula, anak muda harus berani memasuki dunia politik. Sebab lanskap politik ke depan akan berubah. Tradisinya pun akan berubah. Jangan lagi takut tersandra kepentingan dan ketakutan berlebihan pentingnya dukungan finansial.
Kini, ada media sosial yang bisa memblow up kompetensi seseorang. Ada kenaikan literasi di mana publik akan jenuh dengan ‘tradisi’ suap untuk mendapat suara (bribery). Ada perubahan kohesi sosial ayang akan mengikis budaya patronase. Kelak, orang dipilih karena karya, bukan (hanya) karena citra dan cerita fiktif.
Hanya saja, entah situasi itu akan benar-benar terwujud. Tapi beberapa sahabat saya di Subang sudah menunjukkan keberanian luar biasa. Merespons angin segar kebijakan partai yang mengakomodir anak muda untuk berkiprah.
Di PDIP ada Sekretaris Niko Rinaldo, PKB dipimpin anak muda Zaenal Muttaqien dan Sekretarisnya Jaka Arizona. Di Gerindra ada Gigin Sujalaga, PSI pernah dipimpin Hasan Nurdin, Golkar Subang saat dipimpin Imas Aryumningsih dulu pernah didominasi muda, tapi kini kembali diubah. Banyak pula di partai lain seperti PKS dan Nasdem. Juga di legislatif banyak anak muda yang sudah terpilih menjadi wakil rakyat. Juga di sayap-sayap partai dan Ormas.