SUBANG-Disebut menghilang, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Rona Mairansyah akhirnya muncul di Gedung DPRD Subang, untuk melakukan rapat dengar pendapat terkait penanggulangan darurat sampah di Subang, Kamis (3/6).
Rona membantah, jika selama ini disebut menghilang. Justru sebaliknya, Rona mengaku sudah seoptimal mungkin bekerja untuk penanggulangan sampah di Subang, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
“Kita banyak keperluan kan. Kita perlu alat berat. Penanggulangan Panembong dan sebagainya, yang perlu dikoordinasikan dengan provinsi. Makanya kemarin saya tidak ada, sedang dalam urusan itu, dan Pa Bupati sudah mengetahui,” ungkapnya.
Baca Juga:Pengangkatan Dirut RSUD Karawang Menuai ProtesBKPSDM Karawang: Formasi CPNS 334 dan 660 PPPK, Berikut Formasi Lengkapnya
Dia mengaku terpukul dengan tudingan yang dituduhkan kepadanya. Apalagi adanya anggapan yang menyebut dirinya tidak bisa bekerja. Padahal di sisi lain, Rona merasa sejak TPA Panembong dalam status overload dia mulai melakukan lobi-lobi ke pihak ketiga, untuk penanggulangan sampah tersebut.
“Saya kan sudah lobi ke pihak ketiga. Itu bisa, tapi ternyata mereka minta fee yang lumayan besar. Kita pertimbangkan lagi. Akhirnya Pa Bupati kan sudah menentukan ke Jalupang. Waktu terus berjalan, sampai sekarang kita masih kerjakan,” tegasnya.
Dia juga mengakui, jika dampak dari pemindahan tersebut akan ada penumpukan dan sebagainya karena lalu lintas armada akan terbatas. Namun dirinya mengaku sudah memikirkan untuk menambah armada dan upah para pekerja.
“Saya juga berterimaksih bisa viralnya soal sampah di Subang, dengan begitu berbagai pihak, kalangan, lembaga, dan masyarakat bisa melek. Mudah-mudahan saja secepatnya bisa teratasi,” tegasnya lagi.
Soal optimalisasi pengangkutan sampah agar tidak ada lagi penumpukan, dia menyebut sedang mengupayakan penambahan upah hinga tiga kali lipat untuk pekerja, agar bisa bekerja hingga malam. “Kita akan konsen dulu ke upah pekerja, agar ada penambahan, karena mulai diberlakukan ngangkut sampai malam,” tukasnya.(idr/vry)