Pastikan Tatap Muka Dilakukan Bagi Sekolah yang Sudah Siap

Pastikan Tatap Muka Dilakukan Bagi Sekolah yang Sudah Siap
INDRAWAN SETIADI/PASUNDAN EKSPRES WAWANCARA: Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang, Tatang Komara usai memenuhi panggilan komisi IV DPRD.
0 Komentar

SUBANG-Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang, Tatang Komara memastikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) akan berlangsung pada tahun ajaran baru 2021/2022.

Hal itu diungkapkan langsung Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Subang Tatang Komara kepada Pasundan Ekspres di Gedung DPRD Kabupaten Subang, setelah rapat dengar pendapat dengan komisi IV, Kamis (3/6).

“Insya Allah, tahun ajaran baru ini sekolah siap pembelajaran tatap muka. Tentu tidak di generalisir kepada sekolah yang memang dianggap belum siap, kita masih tunda,” paparnya.

Baca Juga:Lumpur di Jalur Cipeundeuy-Sarimukti-Rajamandala Sisa Longsor Ancam PengendaraSunnah Rasul Sambil Promosi Wisata

Dia mengungkapkan, keseriusan dari pihak sekolai dalam mengelola pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan akan menjadi ukuran tidak atau boleh sekolah itu melakukan PTM.

“Sedangkan untuk teknis pelaksanaan tatap muka, itu jelas disepakati tadi juga dengan dewan, yakni bergilir dengan kuota hanya 50 persen saja dari kapasitas kelas,” tambahnya.

Dia menegaskan terkait pembahasan dengan komisi IV yakni soal bisa digunakannya anggaran BOS untuk keperluan Covid-19. Misalnya saja untuk membeli sarana dan prasarana untuk kepelruan protokol kesehatan. “Berdasarkan hasil survey para anggota dewan, para kepala sekolah ketakutan menggunakan anggaran BOS untuk kepentingan penanggulangan Covid-19 di sekolah, padahal boleh dan aturannya sudah ada. Dari Permendikbud No 19 Tahun 2020 sudah jelas bahwa sebagian anggaran BOS itu bisa digunakan untuk keperluan tersebut,” tambah Tatang lagi.

Sedangkan untuk pengawasan penggunaan sebagian dana BOS untuk kepentingan penanggulangan Covid-19 di sekolah, Tatang menjelaskan nanti bisa terawasi dari RKS, dan SPJ.

“Nanti tetap pengawasannya di RKS dan SPJ, jika mereka menyelenggarakan ya harus ada di RKS-nya. Kemudian faktanya juga ada, belum lagi ada survey dari kita dan anggota dewan juga kan,” imbuhnya.

Dia menyampakan, prioritas yang paling utama dalam penyelenggaraan PTM tetap adalah keselamatan jiwa dan kesehatan, baik dari peserta didik ataupun pengajarnya.

Selain itu, untuk mempersiapkan PTM, tenaga pengajar guru yang sudah divaksinasi. Pasalnya, vaksinasi ini sebagai salah satu upaya untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona tersebut.(idr/ysp)

 

0 Komentar