SUBANG-Akibat perbaikan sipon BTT 51 yang belum beres, masa tanam padi pun menjadi mundur. Sebab hingga kini air belum masuk ke sebagian besar wilayah Kecamatan Compreng.
Guna memanfaatkan waktu dan kekosongan lahan, beberapa petani di Desa Sukadana dan Sukatani kecamatan Compreng mencoba menanam semangka.
“Buah semangka sendiri relatif tidak sulit dan bukan hal yang asing ketika di tanam di sawah,” kata salah satu petani Ugun.
Baca Juga:Ratusan Makam Akan Digusur untuk Pembangunan Backup Area Pelabuhan Patimban, Tim Lapangan Kesulitan MendataSubang Smartpolitan, Kades: Tak Ada Komunikasi dan Sosialisasi
Ia menambahkan, karena petani belum bisa olah tanah tanam padi, akhirnya petani menanam semangka dan komoditas lainnya.
“Jika ditambahkan luasannya bisa mencapai 20 hektare lebih, saat ini umur semangka audah 50 harian dan 20 harian lagi akan panen. Varietas yang ditanam adalah semangka inul. Karena umurnya lebih genjah dan rasanya lebih manis,” ungkap Ugun Petani Semangka Sukadana yang juga Ketua Kelomook Tani Empang.
Sementara itu, petani lain yang ditemui, menyampaikan kendala dalam tanam semangka yakni hama dan penyakit kurang begitu terlihat.
“Sebab biasanya itu layu dan daun kriting. Pemeliharaannya harus telaten, mulai dari pemangkasan batang, pembuangan plonco/buah kecil yang kurang bagus sehingga satu pohon hanya diambil 2-3 buah saja yang super,” Raswi Petani Semangka Sukatani.
Sementara itu, Kasi Kesra Sukatani Ahmad Imong menyebut, kegiatan tanam semangka didukung penuh oleh aparat desa karena dapat membantu ekonomi petani walau belum bisa menanam padi.
“Ini bisa jadi salah satu cara agar perekonomian bisa tetap berjalan meskipun belum bisa tanam padi, dengan komoditas semangka yang ditanam tentunya bisa menjadi ladang penghasilan bagi para petani,” imbuhnya.(ygi/ysp)