KARAWANG-Komunitas Pemilik Bandar Udara Tanpa Awak (KKP Buputa), atau Drone Airport Indonesia yang berdiri Mei 2020, mempercepat pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Cara kerja Drone Cargo, sama seperti menggunakan jasa/kurir dalam pengiriman sebuah paket secara online. Namun yang membedakan adalah medianya tidak menggunakan jasa manusia, melainkan jasa robot atau drone.
Ketua Komunitas Pemilik Bandar Udara Tanpa Awak (KKP Buputa), Fajar Shiddiq mengatakan, Drone Airport Indonesia mempunyai gagasan pengembangan drone cargo. Yang akan dikembangkan adalah regulasinya dengan Pemerintah terkait Keselamatan Penerbangan yang sesuai UUD Nomor 1 Tahun 2009.
Pada 23 Juni 2021 mendatang, pihaknya mengundang Biro Keuangan Menteri Perhubungan dan beberapa Direktorat Teknis. Bagaimana menggunakan Drone Cargo yang baik dan benar, sehingga tidak menggangu penerbangan sipil atau wilayah udara militer
Baca Juga:Inspektorat Daerah Kabupaten Subang Mulai Audit Keuangan DesaMeski WFH Pelayanan di Kantor Kecamatan Kalijati Tidak Terganggu
“Diskusi hari ini, kita membahas bagaimana tindak lanjut ke depan terkait wacana penggunaan dan pemanfaatan Drone Cargo. Hal ini untuk menumbuhkan potensi cargo yang ada di Lubuklinggau,” katanya.
Menurutnya, area market ini tidak hanya meliputi Lubuklinggau saja. “Tapi tetap dilihat dengan market pihak CWT Singapore dan bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan yaitu tergantung jarak dan berat barang yang diangkut,” kata Fajar Shiddiq.
Kepala Bandara Silampari, M. Mega Herdiansyah, dalam diskusi konsep pemanfaatan Drone Cargo, di masa pandemi seperti mempermudah logistik yang terhambat. Serta memberikan keterjaminan konektifitas logistik di masa pandemi.
“Kami berharap untuk drone ini, akan ada pihak swasta yang menginvestasikan dan serius terkait membangun agen pengiriman menggunakan drone,” harap Kepala Bandara.
Selain itu, ia ingin memberikan sumbangsih ke Bandara. Pasalnya ke depan memungkinkan setiap bandara menambahkan layanan Drone Cargo dengan jasa drone.
Sementara itu, Inspektur Navigasi Penerbangan Otoritas Bandara Wilayah 6 Padang, W. Nugroho, menjelaskan ini merupakan barang baru di Indonesia dan sangat berpeluang ke depannya. “Drone ini tidak beda dengan yang lainnya, namun drone ini lebih ke jasa,” tandasnya.(ddy/vry)