SEMOGA tidak ada warga Haiti yang membaca ini. Apalagi dibaca pemerintah negara Haiti. Sebab, saya menyimpulkan bahwa negara gagal itu ternyata benar-benar ada. Yaitu Haiti.
Ya, setidaknya itulah kondisi Haiti sekarang. Menjadi negara yang gagal (failed nation). Sederet fakta makin terbuka. Setelah peristiwa pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise pada Rabu, 7 Juni lalu, pukul 01.00 dini hari waktu setempat.
Haiti, 56 persen dari total 11 juta penduduk dalam kondisi miskin. Dari jumlah itu, sebanyak 4 juta penduduknya dalam kondisi sangat miskin atau kelaparan. Padahal negara yang berjarak 1.000 Km dari Amerika itu, sudah merdeka sejak dua abad lalu. Tepatnya 217 tahun lalu. Merdeka dari penjajahan Prancis tahun 1804 silam.
Baca Juga:Antusiasme Tinggi, bjb Sekuritas Ungkap Tips Aman Berinvestasi di Tengah PandemiGugat Menkumham di PTUN, Pengacara KSP Moeldoko Diduga Pernah Palsukan Surat Kuasa
Keamanan di Haiti sangat buruk. Aksi geng jalanan merajalela. Mereka berkuasa. Sulit dikendalikan. Jaringan aktivis kemanusiaan mencatat, akibat aksi kekerasan dan pembantaian antara tahun 2018-2020 sekitar 1.085 orang meregang nyawa.
Puncak penyebab dari segala krisis itu karena ketidakstabilan politik. Akhirnya pemerintah lemah. Keamanan lemah. Kesejahteraan tidak terjamin.
Melihat kondisi Haiti, saya makin setuju dengan pemikiran Acemoglu dan Robinson. Yang nulis buku Why The Nation Failed. Yang disebutkan oleh Prabowo dan sempat heboh.
Bahwa benar, negara bisa saja gagal, lemah dan hancur. Jika konstitusi negara tidak dijalankan. Di Haiti, hampir semua pakem, aturan main bernegara dilanggar. Konstitusi negara dilanggar. Akibatnya: negara chaos!
Acemoglu dan Robinson berpendapat, bahwa teori kebodohan, teori sumber daya alam penyebab maju-mundurnya negara, sudah terbantahkan. Artinya negara bisa gagal atau maju bukan karena rakyatnya bodoh. Bukan pula sumber daya alamnya yang buruk. Sama sekali bukan. Awalnya dua teori itu sempat diyakini banyak orang.
Tapi negara akan gagal ketika konstitusi dilanggar. Ketika terjadi krisis politik. Negara akan maju, ketika punya komitmen kuat menjalankan sistem dan mematuhi konstitusi. Artinya negara berkomitmen menjamin kesejahteraan, memberikan hak-hak politik dan menjamin persamaan hukum.
Lihatlah Haiti. Presiden Moise harusnya turun dari jabatannya pada Februari 2021 lalu. Masa jabatan 5 tahun sudah habis. Sebab ia dilantik pada Februari 2017 lalu. Tapi dia bersikukuh bahwa masih bisa memimpin hingga akhir tahun ini. Belum habis masa jabatan.