Meski mengutuk aksi itu, Biden hanya akan mengirim tentara cadangan ke Haiti dan menugaskan FBI untuk membantu penyelidikan aksi pembunuhan.
Kini Haiti makin dilanda ketidakpastian. Rakyat Haiti makin gejolak dan tidak terurus. Semua kendaraan angkutan umum berhenti. Mereka ketakutan. Polisi dan tentara masih memburu 5 orang lagi tersangka pembunuhan Presiden.
Bandara dan Pelabuhan serta perbatasan negara ditutup total. Haiti masih melakukan perburuan nasional. 18 orang berhasil diamankan. 3 orang ditembak mati. Seluruh pelaku teridentifikasi 28 orang.
Baca Juga:Antusiasme Tinggi, bjb Sekuritas Ungkap Tips Aman Berinvestasi di Tengah PandemiGugat Menkumham di PTUN, Pengacara KSP Moeldoko Diduga Pernah Palsukan Surat Kuasa
Aksi pengepungan terhadap 28 pelaku pembunuhan oleh kepolisian Haiti sejauh ini sudah membuahkan hasil. Bahkan polisi sudah menangkap tersangka otak pembunuhan terhadap presiden. Yaitu seorang lelaki berusia 63 tahun bernama Christian Emmanuel Sanon. Ia seorang doktor, warga Haiti yang punya izin menetap di Florida, AS.
Dalam konferensi pers Senin (12/7) siang, kepala kepolisian Haiti mengatakan, pihaknya sudah menangkap Sanon di rumahnya di Haiti. Sanon disebut akan mencalonkan diri dalam Pilpres Haiti yang rencananya digelar 26 September mendatang.
Sanon juga yang menyewa 28 pembunuh bayaran dari Kolombia itu. Mereka adalah mantan tentara Kolombia. Awalnya, mereka disebut pengawal bayaran yang menjaga keamanan pribadi Sanon.
Polisi mengungkap bahwa Sanon dan para pengawal khusus itu tiba di Haiti pada Juni lalu menggunakan jet pribadi. Belum terungkap mengapa kemudian mereka melancarkan aksi pembunuhan terhadap Presiden Moise. Padahal awalnya disewa untuk menjaga Sanon.
Sementara istri Moise, Martine yang selamat dari aksi pembunuhan sudah bisa memberikan keterangan kepada publik. Melalui akun twitter, Martine menyebut suaminya Moise diberondong oleh senjata para pelaku tanpa diberikan kesempatan menyampaikan sepatah kata pun. 12 peluru bersarang di tubuhnya.
Martine yakin aksi pembunuhan itu dampak dari rencana suaminya dalam merencanakan pembangunan Haiti. Di antaranya program pembangunan jalan, air, dan pembangunan jaringan listrik. Menurutnya, rencana itu sudah mendapat dukungan luas dari masyarakat.
Tapi di sisi lain, aksi massa sejak Februari lalu terus menguat dan mendesak Moise mundur. Sebab sudah habis masa jabatan dan dituding melakukan praktik korupsi.
Baca Juga:Dokter Tirta Diperiksa Polri Soal dr LoisTeddy Tantang Balik Rizky Febian
Apalagi Moise terpilih oleh sebagian kecil penduduk Haiti. Dari total 6,1 juta warga pemilik hak pilih, hanya 600 ribu warga yang memberikan hak pilihnya.