SUBANG– Pandemi covid-19 yang selama dua tahun ini tidak kunjung reda, namun relatif semakin mewabah tidak membuat gerakan Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat terhenti. Namun gerakan para kader semakin massif dengan sedikit merubah beberapa metode gerakan, baik dengan gerakan berbagi makanan/nasi ataupun kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan secara virtual.
Pada kesempatan kebijakan pemerintah memberlakukan PPKM saat ini dari tanggal 03 Juli sampai dengan 20 Juli 2021, Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat pun menginisiasi sebuah gerakan yang diberi nama Pemuda Peduli Kesehatan Masyarakat (PPKM). Inisiasi ini merupakan sebuah tindaklanjut gerakan PSBB (Pemuda Saling Berbagi Bersama), dan dibahas pada rapat koordinasi virtual Pemuda Muhammadiyah se Jawa Barat yang diikuti oleh perwakilan 27 PD PM Kabupaten/Kota.
“Pandemi merupakan hambatan dan tantangan, aktivitas gerakan organisasi harus berganti pola, bahkan rapat dan kegiatan lain pun bisa dilaksanakan secara virtual seperti saat ini,” Ujar Reza Arfah, Ketua Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat, Sabtu (17/07).
Baca Juga:Bangkitkan Potensi Inovasi Mahasiswa, BRI Selenggarakan Creation ScholarshipGlenca Chysara Cinlok di Momen Ultah
Rapat koordinasi saat ini merupakan sebuah launching gerakan berbagi para pemuda untuk bisa memberikan manfaat dan tauladan kepada masyarakat, terutama kepada adik-adik mahasiswa dan pelajar Muhammadiyah.
Wakil Sekretaris Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Subang yang mengikuti rapat koordinasi sangat mengapresiasi inisiasi gerakan ini, karena bisa menjadi sebuah pencerahan ditengah kekalutan yang saat ini dirasakan akibat pandemi Covid-19, setidaknya bisa bermanfaat bagi umat.
“kami sangat apresiasi dengan inisiasi gerakan PPKM ini, karena bisa menjadi pencerah bagi kami di tengah kekalutan karena ketakutan akan pandemi covid-19, semoga gerakan ini bisa di tiru di subang bersama dengan para cabang khususnya,” ujar Pepen Nurrohman, Wakil Sekretaris Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Subang.
Reza Arfah selaku Ketua Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat juga berharap setiap daerah bisa memberikan input-input kegiatan yang sifatnya sosial dan bermanfaat untuk persyarikatan maupun umum, yang mana input kegiatan tersebut bisa berkesinambungan walau dengan segala keterbatasan setiap daerah masing-masing, yang terpenting bisa dirasakan manfaatnya. Seperti yang telah dilakukan oleh para pendahulu persyarikatan dengan gerakan GDGJ (Gerakan Jamaah Dakwah Jamaah)