SUBANG-Masa PPKM Darurat yang berlaku sejak 3-20 Juli dirasakan begitu berat dan penuh perjuangan. Dengan berlakunya pembatasan kegiatan tersebut otomatis, turut berdampak pada penghasilan para pedagang.
Salah satu penjual buah Deden Ahmad mengatakan, meski masih buka, namun penjualan bisa dibilang sulit dan menurun. Apalagi dengan adanya situasi PPKM darurat, mobilitas warga ikut menurun dan sah satunya berdampak pada dagangannya.
“Paling sehari 4-5 pembeli ya. Biasanya 10-15 pembeli ada kalau lagi normal. Ini saat PPKM ya 4-5 pembeli sudah Alhamdulillah,” ucapnya.
Baca Juga:BRIvolution 2.0, Transformasi BRI untuk Bertahan Saat Ini & Terus Bertumbuh di Masa MendatangSambut HUT Ke-76 RI, PLN Luncurkan Layanan Super Merdeka Listrik
Senada salah satu pedagang buah lainnya, Ahmad Subhan mengaku pada saat pandemi mendera, memang memengaruhi usahanya. Terlebih, dengan beragam pembatasan yang diberlakukan pemerintah untuk meminimalisasi pergerakan masyarakat membuat semakin sedikit orang yang singgah.
“Ke penjualan ada ya dampaknya. Penurunan. Termasuk sekarang dibatasi lagi. Tadi dikasih tau tutupnya jam 8 malam,” kata Ahmad.
Ahmad mengaku tak bisa berbuat banyak selain dengan mengikuti anjuran pemerintah terkait PPKM darurat tersebut.
“Ya sekarang mah ikut saja intruksi pemerintah ya. Tutupnya mulai besok jam 8, karena untuk mencegah penyebaran Covid-19,” ucapnya.
Sementara itu, Pemilik Warung Nasi Rodiyah juga mengalami nasib serupa. Pemberlakuan PPKM memberikan dampak menurunnya kunjungan dan juga pembelian makanan. Apalagi juga dirinya dihantui razia atau didatangi aparat.
“Iya kadang tidak tenang karena takut didatangi aparat dan terkena denda,” kata Rodiyah
Selain itu, terkadang orang yang makan pun juga belum terbiasa untuk membawa pulang makanan atau take away. Oleh karena terkadang ia juga merasa was-was.
Baca Juga:Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat inisiasi Gerakan Pemuda Peduli Kesehatan MasyarakatBangkitkan Potensi Inovasi Mahasiswa, BRI Selenggarakan Creation Scholarship
“Padahal ke pembeli juga sudah dikasih tahu, untuk membawa makanannya pulang saja tetapi yang namanya diwilayah seperti kadang susah. Orang praktis mau makan langsung,” imbuhnya.(ygi/vry)