Oleh : Dahlan Iskan
CARA ahli virus ini tampil di YouTube sangat merakyat. Pun bahasanya, bahasa rakyat. Dicampur bahasa Jawa –ia alumnus SMAN 3 Semarang.
Sekilas ia bukan seperti ahli virus. Mirip orang desa pada umumnya. Duduknya santai, sambil merokok, dan hanya pakai kaus.
Tapi penjelasannya menarik. Ia mengistilahkan cara yang ditemukannya itu sebagai ”protokol rakyat”.
Menurutnya, rakyat berhak punya protokolnya sendiri.
Baca Juga:Pengerjaan Proyek Tahun 2021 Masih Tender, Segini NIlai TotalnyaPPKM Darurat Diperpanjang, Narca: Masyarakat Harus Patuh
Nama ahli virus itu, Anda sudah tahu: Indro Cahyono. Ia dokter hewan. Lulusan Universitas Gadjah Mada Jogja. Begitu banyak ahli virus yang latar belakangnya dokter hewan. Prof Dr Fedik Abdul Rantam, ketua Tim Vaksin Merah Putih Unair adalah juga dokter hewan. Prof Nidom ahli vaksin pendukung VakNus itu juga dokter hewan.
”Protokol Rakyat” itu sederhana sekali. Juga murah sekali. Indro bisa mempertanggungjawabkan secara ilmiah.
”Protokol Rakyat” itu didasari oleh penelitiannya sendiri pada virus Covid-19. Di sebuah lab di Bogor. Berbulan-bulan.
Memang cara drh Indro menyampaikan ”Protokol Rakyat” itu seperti tidak ilmiah dan seperti bukan dari seorang ilmuwan.
Padahal ia seorang ilmuwan virus. Setelah jadi peneliti virus lebih 5 tahun, Indro ke University of Adelaide, Australia. Untuk memperdalam virology. Ia jadi student by research. Tidak harus kuliah. Ikut riset di sana. Bersama profesor-profesor virology di University of Adelaide.
Indro mempelajari gabungan molekular genetik dan sifat keganasan isolate virus dari paramyxovirus ,virus ND asal Indonesia
Peralatan ”Protokol Rakyat” dari drh Indro itu sangat sederhana: sendok makan, botol plastik, baskom cuci baju, botol kecap atau botol cuka, dan corong kertas. Bahannya hanya dua macam: garam krosok dan air mineral.
Baca Juga:Masih Jauh!! Ternyata Jalan Lingkar Pamanukan Baru Masuk KajianKaryawan Berprestasi PT Taekwang, Kurban 3 Sapi dan 14 Kambing
Harga garam itu hanya Rp 3.000/kg. Harga air mineralnya Anda sudah tahu.
Jenis garam yang dipakai harus garam asli. Disebut garam krosok. Yang murah itu. Yang belum diolah di pabrik. Yang belum dicampur yodium.
Drh Indro menghindari bahasa ilmiah: NHCL. Rakyat tahunya ya garam krosok. Padahal maksudnya sama.
Caranya: garam satu sendok makan (sampai menggunung di sendok) dimasukkan ke dalam air 1 liter. Lalu dikocok sampai tercampur jadi air.