Menurutnya, bocor dokumen menjadi ramai karena dikaitkan dengan sudut pandang konspirasi bahwa AS telah mendanai penelitian yang melahirkan Covid-19.
Lebih jauh Ahmad Rusdan menegaskan, SARS-CoV-2 tidak punya ikatan kuat terhadap reseptor ACE2 yang dimiliki sel manusia.
Wah ini yang bikin seru. Padahal kita tahu, Covid-19 menyerang paru-paru, jantung juga saluran pencernaan ginjal-usus. Reseptor ACE2 berada di organ-organ itu. Tapi Ahmad Rusdan menyebut Covid-19 tidak punya ikatan kuat dengan ACE2.
Baca Juga:Empat Siswi SMA Jayapura Diduga Diperkosa Politisi-Pejabat, Begini KronologisnyaMenko Airlangga Apresiasi Dukungan OJK dan Perbankan Terhadap Akses Pembiayaan bagi UMKM dan Sektor Informal
Jika NIH dan Eco Health tidak bersalah, Fauci selamat. Dialah peneliti yang berjasa besar menemukan pola penularan HIV-AIDS pada manusia. Yang melobi agar USAID mengeluarkan anggaran penanganan HIV untuk berbagai negara di dunia.
Ilmuwan keturunan Amerika-Italia ini pula yang menjadi komandan ‘perang’ melawan Ebola, SARS dan berbagai penyakit menular lainnya di dunia. Sekaligus merumuskan formula obatnya.
Wajar saja jika Ia sudah mendapat berbagai penghargaan bergengsi bidang kesehatan. Lebih dari 50 gelar doctor honoris causa dari berbagai universitas di dunia. Bukan karena Fauci adalah elit partai, tapi karena penelitiannya yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Wajar jika ia dipercaya memimpin lembaga NIH sejak tahun 1984 hingga sekarang. Tidak tergantikan. Karena keahliannya, bukan karena selera presiden atau dukungan partai Demokrat-Republik AS.
Kini Fauci pun dipercaya menjadi penasehat utama bidang kesehatan Presiden Amerika. Pendapatnya, terutama tentang pencegahan wabah Covid-19 sangat didengar. Memimpin berbagai penelitian untuk membuat vaksin. Sebelum jadi penasehat, seringkali berani menentang kebijakan Trump yang ngawur tentang penanganan Covid-19.
Yang jelas, isu dokumen bocor ini bisa jadi sedikit melegakan bagi Tiongkok. Tidak terus-terusan dituduh penyebab ‘lahirnya’ Covid-19. Terutama dituduh Amerika. Terutama dituduh oleh Donald Trump. Tiongkok bergeming, tidak mau membuka pintu menerima AS melakukan investigasi.
Mungkin khawatir bernasib seperti Irak yang dituduh AS memiliki senjata pemusnah massal, padahal itu hoax. Tapi itulah alasan Bush menyerang Irak hingga hancur. Tanpa ada bukti senjata pemusnah massal.
Baca Juga:Penyakit Pada Gusi, Dapat Menunjukkan Penyakit Lain di TubuhYES! Bisa Naik KRL Tanpa Sertifikat Vaksin, Ini Syaratnya
Jika diizinkan, akan mudah bagi AS membuat teori. Seperti halnya teori dan tuduhan AS terhadap Iran atas pengayaan uranium senjata nuklir yang berujung embargo ekonomi.