LEMBANG – Pedagang Pasar Panorama Lembang Kabupaten Bandung Barat (KBB) menolak adanya rencana pemberlakuan aplikasi PeduliLindungi di Pasar tradisional Panorama Lembang. Hal itu dikhawatirkan dapat menurunkan kunjungan masyarakat yang belanja ke pasar.
Salah seorang pedagang, Dadang mengatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat harus mengkaji ulang jika akan memberlakukan aplikasi PeduliLindungi di pasar tradisional Lembang.
Pasalnya, dengan adanya pemberlakuan tersebut dikhawatirkan pedagang semakin sepi karena tidak semua masyarakat paham hal tersebut.
Baca Juga:Penyebab Mudah Marah dan Emosi, Nomor 5 Jangan Sampai TerjadiMenko Airlangga: Cetak SDM Unggul, Raih Percepatan Pemulihan Ekonomi
“Yang belanja ke Pasar Ini kan tidak semuanya paham gadget, apalagi kebanyakan orang tua sudah sepuh ‘ema-ema’ jadi ini akan menghambat kegiatan jual beli di pasar,” kata Dadang kepada Pasundan Ekspres, Minggu (10/10).
Meskipun begitu, Dadang memahami bahwa kesehatan Lebih penting, namun perekonomian pun lebih penting. Oleh karena itu pemerintah diminta berlaku bijak untuk mengeluarkan kebijakan yang dapat mempengaruhi pendapatan masyarakat dan kebutuhan pokok masyarakat.
“Semoga saja pemerintah mengkaji ulang, melakukan survey terlebih dahulu bagaimana latar belakang pembeli dan pedagang,” ucapnya.
Sementara itu, Aditiya Joshua pengelola pasar Panorama Lembang mengungkapkan, pihaknya akan mengikuti kebijakan pemerintah, namun pemerintah pun harus terlebih dahulu melakukan sosialisasi dan mengecek ke lapangan.
“Pasar tradisional kan banyak pintunya, berbeda dengan pasar modern, tapi kami selaku pengelola pasar akan ikuti aturan pemerintah,” kata Aditiya.
Adit mengungkapkan, selama ini belum ada informasi dari Dinas terkait akan adanya pemberlakuan PeduliLindungi untuk Pasar Panorama Lembang.
“Sebenarnya saya belum dapat informasi akan diberlakukannya PeduliLindungi di pasar Panorama, namun dibeberapa daerah kota besar sudah ada yang diberlakukan,” paparnya.(eko/sep)