Viral kasus dugaan pelecehan seksual dalam bus terjadi di bus antar kota dalam provinsi.
Seperti dihimpum dari Fin, seorang warganet dengan akun Twitter @wint3rdusk menceritakan kejadian pelecahan yang dialami oleh rekannya di dalam bus.
“Jadi ceritanya temenku dapet perlakuan sangat ga mengenakan dari supir bus antar kota. Jadi sekitar jam 12 kamis kemarin temenku naik bis antar kota dari kota A menuju kota B yang jarak tempuhnya jauh sekitar 11 jam,” tulis akun @wint3rdusk ini, dikutip Sabtu (23/10/2021).
Ia menceritakan bahwa di dalam bus itu ada 3 crew bus.
Sementara korban yang mabok perjalanan darat mengkonsumsi obat anti mabuk. Sampai sekitar pukul 21.00 WIB malam dia tertidur dalam perjalanan tersebut
“Korban baru kaget bangun sekitar 30 menit, karena korban merasa ada yang megang-megang dadanya. Korban maksa buat buka mata tapi ga lihat satu orangpun disekitar korban. Akhirnya korban positive thinking kalo mungkin itu cuma mimpi,” tulis @wint3rdusk ini.
Namun usai korban kembali tidur lagi, rasanya bertambah jelas dan makin kerasa, korban terbangun karena pelaku berusaha memegang kemaluan korban dan pelaku langsung memaksa mencium bibir korban.
“Korban menolak dengan mengancam akan teriak, pelaku pindah kursi. Disini korban merasa sangat takut untuk bertindak,” imbuhnya.
Pada akhirnya korban memutuskan untuk membuat kopi agar tidak tertidur lagi. Setelah membuat kopi, pelaku menghampiri korban dan menyodorkan arak ke korban dan meminta korban untuk meminum arak itu.
Ternyata dari sana diketahui bahwa pelaku bekerja sambil mengkonsumsi minuman keras.
“Pelaku sempat mengajak korban untuk berbuat hubungan seksual dengan diiming-iming akan dibelikan rokok, korban kembali mengancam pelaku akhirnya pelaku menjauh. Korban sangat shock dan takut sehingga tidak bisa berbuat banyak,” pungkasnya.
Beruntung korban sampai dengan selamat di tempat tujuan.
Sewaktu turun dari bus, korban melihat ada CCTV didepan kursi. Hal itu membuat korban memutuskan untuk melaporkan pelaku ke management bus.
“Management bus akhirnya memecat pelaku, dan siap membantu korban untuk melanjutkan masalah ini. Namun, saat korban meminta rekaman CCTV, ternyata CCTV tersebut mati dari sekitar pukul 15.00 kamis itu” tuturnya.
“Jadi kemungkinan pelaku sudah merencanakan aksi ini. Saya selaku teman korban merasa keberatan apabila korban masih bisa berkeliaran dengan tenang sedangkan teman saya harus merasakan trauma, teman saya tidak bisa tidur dan tidak makan sejak kejadian tersebut,” tambahnya.
Namun saya berikan apresiasi kepada management bus, sebab bertindak cepat dalam mengatasi kasus ini dan berada di pihak korban.
“Aku pengen pelaku dapet sanksi yang pantes dia dapetin. Mungkin sanksi sosial pun ga akan sepadan sama trauma yang temenku harus laluin” pungkasnya