Investigasi Financial Times melaporkan berbagai platform media sosial mengalami kerugian besar menyusul kebijakan pelacakan aplikasi yang dikeluarkan Apple.
Terdapat pada laporan tersebut, Snapchat, Facebook, dan YouTube mengalami kerugian sampai USD 9,85 miliar atau setara Rp 140,2 triliun.
Berdasar dari Financial Times, perubahan praktik pengaturan privasi melalui App Tracking Transparency (ATT) yang membuat aplikasi dilarang melacak apabila pengguna tidak memilih opsi itu, ternyata sangat merugikan pengembang media sosial.
Baca Juga:Waduh! Bos Meta, Mark Zuckerberg Didesak Mundur Dari Jabatan, Ada Apa?Berempati pada Ibu Trimah “Dibuang” Oleh Tiga Anak, Crazy Rich Beri Rp. 100 Juta
Dihimpun dari Jpnn, Facebook menjadi perusahaan yang paling mengkritik kebijakan itu, sebab pihaknya digadang-gadang paling banyak kehilangan uang.
Snapchat menderita kerugian yang paling tidak menguntungkan, sebab tidak mempunyai layanan versi desktop.
“Beberapa platform terkena dampak besar akibat ATT, terutama Facebook karena harus membangun kembali strategi mereka dari awal,” terang konsultan iklan digital Eric Seufert.
Paling tidak, perlu waktu satu tahun untuk membangun infrastruktur baru sebelum diterapkan kepada pengguna untuk mengatasi dampak penerapan kebijakan ATT.
Namun, Kebijakan Apple tersebut dinilai mendorong para platform aplikasi menjadi lebih kreatif terkait iklan- iklan mereka.
Hal tersebut mempunyai potensi terhadap dua hal, antara pengembangan difokuskan di perangkat Android atau investasi yang lebih mendalam di bisnis iklan bersama Apple.