RAGAM-Handphone Android sudah menjadi salah satu perangkat yang paling banyak digunakan di dunia.
Berbarengan dengan Android, ada smartphone dengan sistem operasi (OS) lainnya yakni iOS dari Apple yang juga terlihat mendominasi pasaran smartphone dunia
Namun, untuk iOS dari Apple, banyak pihak meyakini bahwa dukungan OS dari Apple terkesan lebih aman untuk perangkat penggunanya. Pasalnya, hal tersebut tidak terlrpas dari ketatnya aturan dan eksklusivitas toko aplikasi Apple yang tidak boleh sembarang dimasuki para pembuat/developer aplikasi.
Baca Juga:Sangat Mudah! Cara Merawat Mobil Listrik Tak Bikin Kantong JebolCantiknya Nagita Slavina Dandan Sebelum Caesar
Hal tersebut berbeda dengan Android yang cenderung “bebas”, yang membuat OS buatan Google tersebut menjadi lebih tidak aman apabila dibandingkan dengan iOS dari Apple.
Perihal OS Android yang kurang aman baru-baru ini juga dilaporkan setidaknya ada 9,3 juta perangkat Android yang sudah terinfeksi malware kelas baru yang menyamar sebagai game dengan berbagai genre
Lebih lanjut lagi, dilaporkan juga bahwa AppGallery (toko aplikasi) yang dikembangkan Huawei disebut mencuri informasi perangkat dan nomor ponsel korban.
Doctor Web, yang mengklasifikasikan trojan sebagai “Android.Cynos.7.origin,”
Alasannya adalah fakta bahwa malware tersebut merupakan versi modifikasi dari malware Cynos.
Dari total 190 game “nakal” yang diidentifikasi, sejumlah dirancang untuk menargetkan pengguna berbahasa Rusia, sementara yang lain ditujukan untuk audiens Tiongkok atau internasional.
Usai diinstal, aplikasi meminta izin kepada korban untuk melakukan dan mengelola panggilan telepon, menggunakan akses untuk mengumpulkan nomor telepon mereka bersama dengan informasi perangkat lain seperti geolokasi, parameter jaringan seluler, dan metadata sistem
“Sekilas, kebocoran (data) seperti nomor ponsel mungkin tampak seperti masalah yang signifikan. Namun pada kenyataannya, hal itu dapat sangat merugikan pengguna, terutama mengingat fakta bahwa anak-anak adalah target utama dari game tersebut,” jelas peneliti Doctor Web dilansir daru TheHackerNews.
Baca Juga:Hanura Jabar Usulkan Ridwan Kamil Maju Jadi Capres 2024Kolaborasi Program Kartu Prakerja dan KUR menjadi Penyangga UMKM di Masa Pandemi serta Tingkatkan Laju Perekonomian Daerah
Lalu, aplikasi yang mengandung malware sudah dihapus dari toko aplikasi, pengguna yang sudah menginstal aplikasi di perangkat mereka harus menghapusnya secara manual untuk mencegah eksploitasi lebih lanjut. (Jawapos/Jni)