TEKNOLOGI-Kita tentu saja merasa kesal jika foto kita yang ada di sosial media, diunggah kembali tanpa seizin kita yang punta.
Sangat disayangkan, hal itu kian hari kian banyak terjadi. Namun, menyikapi hal tersebut, seperti dirangkum dari Jawapos, pihak Twitter tidak tinggal diam, melalui aturan baru yang sedang dipelajari, kita akan daapt meminta Twitter untuk menghapus konten seperti foto yang diunggah orang lain tanpa izin.
Twitter akan mengizinkan individu atau pengguna perseorangan untuk meminta perusahannya itu untuk men-takedown foto atau video pribadi mereka yang diunggah tanpa izin.
Baca Juga:Ajang Silaturahmi Penghobi Ikan Koi, Mal Technomart Gelar 3rd Karawang KOI ShowMerkel Pensiun
Informasi tersebut diumumkan oleh Twitter pada Rabu (1/12), hanya berselang satu haru usai pengumuman pergantian CEO Twitter dari Jack Dorsey ke Parag Agrawal.
Perubahan tersebut dikatakan bertujuan agar dapat mencegah pelecehan atau pelanggaran privasi, termasuk pengecualian unggahan yang dibagikan untuk kepentingan publik atau menambah nilai pada wacana publik.
“Berbagi media pribadi seperti gambar atau video berpotensi melanggar privasi seseorang dan dapat menyebabkan kerugian emosional atau fisik,” terang Twitter dalam blognya.
Twitter menambahkan, selama ini, penyalahgunaan media pribadi (seperti foto atau video) dapat mempengaruhi semua orang dan dapat memiliki efek yang tidak proporsional bagi perempuan, aktivis, pembangkang, dan anggota komunitas minoritas.
Twitter juga mengatakan bahwa pihaknya akan mengevaluasi keluhan berdasarkan subjek gambar atau video, atau seseorang yang mewakilinya, sesuai dengan kebijakan informasi pribadi yang lebih luas.
Adanya aturan tersebut juga disebut berpotensi mencakup semua media pribadi yang diunggah tanpa izin dari orang yang ada di dalam gambar.
Walaupun seperti itu, Twitter juga mengumumkan, terdapat sejumlah skenario dimana Twitter tidak akan menghapus media tersebut. Misalnya, wajah tokoh masyarakat seperti politisi, selebritas, dan orang terkenal lainnya.
Baca Juga:Serupa Tapi Tak Sama, Ini Bedanya Smartwatch dan SmartbandSiswi SDN Dr Satiman Subang Berprestasi Tingkat Provinsi
Twitter juga akan mempertimbangkan konteks lain serta aturan yang ada, seperti gambar seksual nonkonsensual. Kondisi di atas, misalnya usai peristiwa kekerasan atau sebagai bagian dari peristiwa yang layak diberitakan karena tingginya perhatian publik. (Jni)