Partai Merkel, CDU yang meraih 24 persen suara kalah tipis oleh PSD yang mendapat 25 persen suara. Karena tidak ada partai yang berhasil meraih suara mayoritas, maka diperlukan koalisi. Maka partai merah (PSD), partai kuning (CDU) dan partai hijau (Greens) yang kemudian disebut koalisi ‘lalu lintas’ bersepakat koalisi dan mengusung Olaf Scholz dari partai PSD menjadi Kanselir Jerman.
Merkel sudah mengucapkan selamat untuk Olaf. Terakhir Olaf menjadi Menteri Keuangan di pemerintahan Angela Merkel. Berperan besar mengendalikan krisis keuangan selama hantaman Covid-19.
Keputusan Olaf untuk mengerem pinjaman keuangan menjadi populer. Sebab Jerman sudah mulai pulih secara ekonomi. Olaf pun akan melanjutkan kebijakan Merkel, 80 persen pembangkit listrik tanpa menggunakan batu bara. Harus energi terbarukan. Ini permintaan keras Partai Hijau yang konsen di isu lingkungan.
Baca Juga:Serupa Tapi Tak Sama, Ini Bedanya Smartwatch dan SmartbandSiswi SDN Dr Satiman Subang Berprestasi Tingkat Provinsi
Selain itu, Tapi Olaf akan menghadapi dampak dari keputusan berani Merkel menerima ribuan pengungsi Tumur Tengah. Dari Afghanistan dan negara-negara konflik lainnya.
Kebijakan Merkel menerima pengungsi ditentang sebagian penduduk Jerman. Mereka cemas terjadi radikalisme dan yang menghantui hingga kini yaitu banjir tunawisma yang masih belum terpecahkan. Olaf berjanji mengakhiri krisis itu di tahun 2030.
Maklum, biaya hidup di Jerman sangat tinggi. Kini terjadi kekurangan hunian. Sejumlah LSM pun sulit menempatkan tuna wisma di hunian murah karena terbatas. Apalagi warga Jerman mayoritas sudah tua.
Hampir saja Merkel tidak terpilih kembali dalam Pemilu karena kebijakannya menerima para imigran Timur Tengah. Tapi dunia internasional bersimpatik dan memujinya sebagai langkah berani. Terutama dari negara-negara Islam seperti Turki. Merkel pun masuk nominasi penerima nobel perdamaian.
Bagi Merkel, situasi itu bukan krisis: ‘manusia adalah tetap manusia’. Begitu Merkel menyatakan alasannya. Bahwa pengungsi itu harus ditolong. Sambil menyerukan kecaman atas perang dan penindasan. Merkel mendesak pemimpin dunia mecari akar masalahnya, mengapa seseorang bisa melarikan diri dari negaranya.
“Wir schaffen das,” yang berarti, “Kita bisa melakukan ini”. Kata-kata itu menggema. Merkel mengajak semua pihak untuk peduli terhadap para imigran.
“Tidak ada jabatan yang harus diperjuangkan mati-matian”. Begitu kata Gus Dur.