Presiden Terong Gosong
Dilansir dari alif.id via Jawapos, pengasuh pondok pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang itu menjabat sebagai Presiden Republik Terong Gosong sampi saat ini
Tak banyak yang tahu tentang jabatan tersebut. Terong Gosong ialah sebuah komunitas yang didirikan oleh Gus Yahya, lalu ia didapuk sebagai presiden oleh para pengikutnya.
Pada tanggal 13 Mei 2009, Terong Gosong lahir lewat jejaring sosial Facebook. Menurut Gus Yahya, tak ada tujuan khusus atas berdirinya Terong Gosong kecuali hanya untuk memanfaatkan teknologi agar bisa mendokumentasikan cerita-cerita di seputar dunia pesantren.
Baca Juga:Ketua Umum Golkar Ucapkan Selamat Duet Kyai Miftah-Gus Yahya Pimpin PBNUKejari Bantu BPJamsostek Tagih Tunggakan Perusahaan
Hingga saat ini, anggota komunitas Terong Gosong lebih dari 39.000 orang. Terdapat ratusan konten yang terpampang pada halaman Facebook Terong Gosong, umumnya adalah cerita pendek jenaka yang mengundang gelak tawa. Berawal dari sini, lahirlah buku The Terong Gosong (jilid 1) dan Terong Gosong Reloaded (jilid 2).
Buku tersebut berisi kumpulan kisah-kisah yang sempat diunggah di halaman Terong Gosong. Pada kata pengantar kita bisa mengetahui kronologi lahirnya buku tersebut. Asal mula terbitnya buku itu adalah dari sebuah komunitas, Terong Gosong, di laman penggemar Facebook.
Menurut Gus Yahya, laman Facebook tersebut dimaksudkan untuk wadah silaturahmi para pengguna Facebook dari kalangan pesantren. Agenda utama dari komunitas ini ialah bertukar humor dan pengalaman lucu berkaitan dengan dunia pesantren.
Walaupun pada kata pengantar Gus Yahya menyebut buku tersebut hanya mengajak tertawa saja, tetapi ada banyak sekali hikmah, pelajaran, serta sejarah yang bisa dipetik dari buku tersebut.
Konten dari buku itu sama persis dengan cerita-cerita lucu yang tidak asingbagi kaum sarungan. Umumnya, kisah-kisah humor di kalangan santri turun menurun diceritakan melalui budaya tutur yang telah mengakar di dunia pesantren.
Lewat buku ini, Gus Yahya juga berusaha melestarikan kisah-kisah jenaka yang telah bertahun-tahun tumbuh subur dan alami di kalangan santri.
Dengan cerdas buku ini hadir di tengah ketegangan Warga Negera Indonesia (WNI) yang belakangan kerapkali mengernyitkan dahi, merengut, bahkan sulit untuk sekadar tertawa. Sesuai dengan tagline komunitas Terong Gosong, yakni ketawa secara serius, buku ini berisikan cerita pendek bernuansa humor yang akan memantik ledekan tawa yang serius, ketawa yang paripurna bukan ketawa dengan main-main.