PURWAKARTA-Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Cendekia melatih seluruh siswanya agar tanggap bencana dengan mengundang A Rescue Indonesia sebagai guru tamu sekaligus pemateri pada Pelatihan dan Penyuluhan Tanggap Bencana, Selasa (11/1).
Tak hanya itu, melalui kegiatan yang digelar di lingkungan SMPIT Cendekia, Jl. Veteran No. 100, Kelurahan Nagri Kaler, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta tersebut, juga dilaksanakan simulasi evakuasi bencana gempa bumi.
Kepala SMPIT Cendekia Rini Rosmiati mengatakan, pelatihan dan penyuluhan tanggap bencana tak hanya diikuti oleh siswa tapi juga seluruh tenaga pendidik. “Siswa kami sudah sejak lama menunjukkan kepeduliannya bilamana terjadi bencana alam di suatu daerah,” kata Rini kepada wartawan saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (12/1).
Baca Juga:Viral Video Mesum Anak SMA di Lombok, Direkam Sendiri oleh PemerannyaTerdeteksi 14 Kasus Omicron di Jawa Barat, di Wilayah Ini
Namun, sambungnya, baru sebatas dalam bentuk sumbangan, baik itu berupa uang, sembako, pakaian, dan lainnya. “Lalu terpikir oleh kami bagaimana jika siswa kami sendiri yang mengalami bencana. Terlebih akhir-akhir ini cuaca di Kabupaten Purwakarta sedang tidak bagus,” ujarnya.
Hujan disertai angin kencang, lanjutnya, kerap terjadi dan tak jarang menyebabkan banjir serta pohon tumbang. Pun halnya dengan gempa bumi yang sudah terjadi lebih dari sekali dalam dua bulan terakhir ini. Meski tak menimbulkan kerusakan signifikan maupun korban jiwa, namun tetap harus diwaspadai. “Khusus gempa bumi, bencana tersebut tak bisa diprediksi kapan dan di mana akan terjadi. Karenanya, pelatihan dan penyuluhan tanggap bencana ini sangat penting untuk dilakukan. Ada alur evakuasi yang wajib dipahami dan dipatuhi oleh seluruh siswa serta tenaga pendidik bila bencana terjadi,” ucap Rini.
Dijelaskannya, ada tiga materi utama yang didapatkan siswa melalui pelatihan dan penyuluhan tanggap bencana tersebut. Ketiganya adalah penanganan bencana banjir, penanganan bencana gempa dan pertolongan pertama gawat darurat (PPGD). Selain ketiga materi utama itu, siswa juga melakukan simulasi evakuasi gempa bumi. “Khusus simulasi evakuasi bencana gempa bumi dilaksanakan hingga dua sesi. Pertama, sesi di mana siswa belum mendapatkan materi tentang pelatihan. Hasilnya, siswa panik, saling berebut keluar ruangan dan menuruni tangga. Jika ini benar terjadi, maka berpotensi menimbulkan banyak korban,” kata Rini.