Pemerintah mendorong hilirisasi industri agar dapat menciptakan nilai tambah yang jauh lebih besar dan berkontribusi positif pada perekonomian nasional. Sebagai contoh, peningkatan nilai tambah dari bauksit sampai dengan aluminium ingot sebagai berikut: setiap 6 ton bauksit yang diolah akan menghasilkan 2 ton Smelter Grade Alumina dan setiap 2 ton SGA yang diolah akan menghasilkan 1 ton aluminium ingot. Sehingga, setiap ton aluminium ingot membutuhkan 6 ton bauksit. Apalagi dihitung secara nilai, gambarannya adalah sebagai berikut: Harga per ton bauksit saat ini adalah US$31,37 maka untuk setiap 6 ton bauksit seharga US$188,22.
Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mempercepat hilirisasi bahan tambang untuk menciptakan nilai tambah di dalam negeri. Selain itu, Indonesia akan mendapatkan manfaat dari hilirisasi berupa pajak dari perusahaan, penerimaan negara dan memperluas lapangan kerja.
Untuk setiap 2 ton SGA yang dihasilkan akan bernilai US$770, maka terjadi kenaikan nilai tambah dari 6 ton bauksit menjadi 2 ton SGA sebesar 4 kali. Untuk setiap ton alumunium ingot yang dihasilkan dari 2 ton SGA bernilai US$3.174, atau terjadi kenaikan sebesar 4 kali. Sehingga, dapat disederhanakan pengolahan 6 ton bauksit menjadi 1 ton aluminium ingot akan memberikan kenaikan nilai tambah sebesar 16 kali.
Baca Juga:Airlangga Jelaskan Pemerintah Terus Dorong Vaksinasi dan Booster, serta Penerapan Sistem Bubble, Seiring dengan Pelaksanaan Berbagai Event InternasionalPara Tokoh Sunda Sebut Kang Emil Representasi Pemimpin Nasional Representasi Orang Sunda
KEK Galang Batang merupakan salah satu contoh atau role model dalam pengembangan kawasan dan industri yang dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan ekspor. Hingga akhir tahun 2021, jumlah investasi yang telah direalisasikan sebesar Rp15,7 triliun dari rencana total investasi sebesar Rp36,25 triliun yang akan direalisasikan sepenuhnya pada tahun 2025.
Saat ini, jumlah tenaga kerja yang telah terserap sebanyak 3.480 orang dan diharapkan pada tahun 2025 jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 13 ribu orang. Pengembangan KEK Galang Batang sejalan dengan pengembangan terintegrasi Kawasan Batam Bintan Karimun yang telah disusun dalam bentuk Rencana Induk Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun yang akan mensinergikan pengembangan kawasan utama agar wilayah ini semakin kompetitif, berdaya saing, dan semakin berkembang. (ekon)