BANDUNG–Sejak Rabu (19/1) kemarin, Pemerintah Pusat melalui Kementrian Perdagangan (Kemendag) secara resmi telah menurunkan harga minyak goreng menjadi Rp 14 ribu tiap liter nya.
Penurunan harga tersebut, disambut sangat baik oleh masyarakat khususnya Kota Bandung. Bahkan beberapa minimarket kerap kali kehabisan stok minyak goreng karena diborong pembeli.
Menanggapi hal tersebut, menurut Kepala Dinas Perdagangan dan Industri (Disdagin) Kota Bandung, Elly Wasliah menghimbau kepada masyarakat agar tidak panic Buying. Pasalnya, lanjut Elly, program Minyak goreng murah yang dikeluarkan oleh Pemerintah pusat ini akan berlangsung selama 6 bulan kedepan.
Baca Juga:Menko Airlangga Tekankan Pentingnya Pengembangan Model-Model Bisnis yang Berdaya Saing, Optimalkan Investasi di Kawasan IndustriDiapresiasi Kades Wantilan, Rehan Irgi: Alhamdulillah Motivasi Tinggi
“Sebetulnya kami sudah menghimbau kepada masyarakat, dan membatasi penjualannya yaitu maksimal satu orang dua liter, hanya mungkin ada ke khawatiran dari warga kota Bandung itu, mumpung minyak murah beli banyak atau nyetok banyak. Jadi ada semacam panic buying di masyarakat. Jadi kami menghimbau beli sesuai kebutuhan saja, karena ini programnya bakal berjalan selama 6 bulan,” ucapnya saat dihubungi, Senin (24/1).
Elly menambahkan, Pemerintah Pusat tiap bulannya akan meyetok minyak goreng kepada seluruh daerah di Indonesia sebanyak 250 juta liter. Sehingga kata dia, dengan adanya setok yang disediakan oleh pemerintah pusat, diharapakan masyarakat tidak panic buying. Sebab, Elly menambahkan di setiap ritel dan minimarket yang ada di Kota Bandung akan tetap menjual dengan harga Rp. 14 ribu per liternya.
“Jadi di semua Ritel dan minimarket itu selama 6 bulan kedepan akan tetap menjual minyak goreng dengan harga 14 ribu per liternya,” ungkapnya
Sementara itu saat ditanya terkait dengan stok sebelumnya yang pernah dibeli oleh ritel atau minimarket pada saat harga masih tinggi, Elly menambahkan bahwa pemerintah pusat telah menganggarkan sebesar Rp 7,6 Triliun untuk pengganti subsidi kepada pabrikan.
“Jadi Pemerintah Pusat itu sudah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 7,6 triliun melalui Badan Pengelola Perkebunan Kelapa Sawit yang nantinya digunakan untuk membiayai Minyak goreng yang harganya Rp 14 ribu. Jadi disubsidi ke pabrikan-pabrikan. Jadi pabrik tidak akan rugi karena sudah di subsidi oleh pemerintah,” pungkasnya.(je/sep)