BANYUMAS- Santriwati Asal Subang Mengaku Diculik dan Diperkosa saat hendak membeli jajanan di belakang pesantren dibuang di wilayah Kecamatan Wangon, Banyumas, pada Jumat (21/1).
Santriwati Asal Subang H (14) dan R (14) warga Cakung, Jakarta Timur tersebut terungkat saat kerabatnya mengadukan kejadina tersebut kepada piahak kepolisian.
“Terungkapnya kasus itu berawal dari pengaduan keluarga mereka ke Polsek Wangon,” kata Kepala Polresta Banyumas, Komisaris Besar Polisi Edy Suranta Sitepu, didampingi Kepala Satreskrim Komisaris Polisi Berry seperti dilansir jpnn, Rabu (26/1).
Baca Juga:Parah!! Reza Nekat Bobol Toko Sembako untuk Modal Judi OnlineNgeri!! Satnarkoba Polres Karawang Sita 100 gram Sabu
H dan R yang merupakan santriwati salah satu pondok pesantren di Kecamatan Kebasen, Banyumas, mengaku diculik saat sedang membeli jajanan di belakang pesantren pada hari Kamis (20/1) dan keesokan harinya mereka dibuang di wilayah Wangon.
“Atas dasar pengaduan itu, kami langsung melakukan penyelidikan,” katanya. Berry mengatakan penyelidikan itu diawali dengan mendalami pengakuan kedua santriwati itu.
Berita berlanjut di halaman berikutnya…
Santriwati Asal Subang Mengaku Diculik dan Diperkosa
Ia mengungkapkan saat pendalaman dan konseling oleh Kepala Unit PPA Inspektur Polisi Dua Metri Zul Utami, H dan R akhirnya mengakui mereka bukan korban penculikan melainkan kabur dari pesantren karena tidak betah.
“Mereka yang menjadi santriwati sejak Juli 2021 itu mengaku tidak betah di pesantren, sehingga kabur dari pintu belakang pesantren pada hari Kamis (20/1), pukul 10.00 WIB. Selanjutnya mereka naik bus menuju Wangon,” katanya.
Ia mengatakan berdasarkan hasil konseling tersebut, dapat dipastikan bahwa kabar penculikan dan pemerkosaan dua santriwati merupakan perkataan bohong.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya menyerahkan permasalahan dua santriwati itu kepada keluarga dengan pertimbangan keduanya masih di bawah umur.
“Saat ini, dua santriwati tersebut masih bersama orang tua atau keluarga. Rencananya dalam waktu dekat akan dilakukan konseling dan pemeriksaan psikologi oleh psikolog dari UPTD PPA Kabupaten Banyumas,” katanya. (jpnn/ded)