SUBANG-Hari ini 8 Februari 2022, tepat satu tahun banjir besar di Pamanukan yang terjadi 8 Februari 2021. Setelah tahun 2014, banjir besar kembali melanda Pamanukan pada tahun 2021 lalu. Lebih besar dari banjir yang terjadi juga di tahun 2020.
Sebenarnya, bencana banjir pada tahun 2021, tidak hanya merendam Pamanukan. Tapi sebanyak 21 kecamatan terdampak bencana banjir dan longsor sesuai data yang dirilis Posko Terpadu Banjir di Pamanukan. Namun Kecamatan Pamanukan menjadi yang terparah dari dampak banjir tersebut.
Ironisnya, banjir di Pamanukan juga terjadi berjilid-jilid. Pasundan Ekspres mencatat, banjir di Kecamatan Pamanukan selama Februari 2021 terjadi sebanyak 3 kali. Imbas tanggul Sungai Cipunagara yang jebol di beberapa titik khususnya di Desa Bongas yang sangat menganga kala itu, belum diperbaiki.
Baca Juga:HPN 2022, Airlangga: Penangangan Pandemi di Indonesia Terbaik ke-4 di DuniaPromo Alfamart JSM Hari Ini, Selasa 8 Februari 2022, Skincare Diskon!
Tokoh Pantura Sudihartono dalam pesan singkatnya mengatakan, kejadian tersebut merupakan catatan hitam dan harusnya tidak terjadi lagi untuk di masa depan.
“Jangan sampai terjadi lagi banjir, harus menjadi catatan. Catatan hitam tahun lalu bagi Pemerintah,” kata Sudi.
Jika melihat kebelakang, sejak Senin malam (7/2) warga sudah bersiaga dan bersiap mengungsi. Benar saja, sejak Senin 8 Februari 2021, pukul 02.30 WIB, Sungai Cipunagara mulai limpas. Warga mulai mengungsi. Ada yang di bawah flyover, ke masjid, kantor Desa dan Kecamatan Pamanukan serta posko lain.
Pada jam itu pula Pasundan Ekspres masih merekam situasi beberapa pertokoan di Pamanukan berusaha menyelamatkan barang-barangnya mulai dari barang elektronik, rumah tangga dan barang lainnya.
Hingga pagi, ketinggian air terus meningkat. Pasundan Ekspres juga sempat meninja Posko Banjir di Pamanukan yang menjadi lokasi pantauan TMA Cipunagara yang berada di angka diatas 7 MDPL hingga akhirnya mencapai batas maksimal pencatatan lebih dari 7,40 MDPL.
“Jalur Pantura putus, sudah tidak bisa lewat,” kata seorang Jurnalis Indosiar Gabril pagi itu.
Situasi cukup mencekam terjadi di bawah fly over kala itu. Aparat gabungan mencoba mengevakuasi dan menyebrangkan warga yang hendak mengungsi dari arah Timur menuju barat. Derasnya arus di bawah flyover Pamanukan, membuat proses evakuasi berjalan dramatis dan cukup menyulitkan.
Baca Juga:Purwakarta Ekspor Manggis ke Tiongkok, Terdaftar sebagai Varietas UnggulanMayat Perempuan Ditemukan Tanpa Identitas di Cikaum, Ada Luka dan Memar Ditubuhnya
Warga Pamanukan Rudiansyah menyebut, banjir 2021 sedikit mirip dengan apa yang terjadi pada tahun 2014. Luapan Sungai Cipunagara selain merendam pemukiman juga mengakibatkan jalanan utama di Pamanukan dan Pantura lumpuh total. “Ini arusnya sangat deras dan tinggi,” kata Rudi.