SUKABUMI – Petani Milenial Jamur Tiram di Komplek Kantor Cabang Dinas Kehutanan Wilayah III Sukabumi, Desa Pasirhalang, Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi diapresiasi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat mengunjungi lokasi pertanian tersebut, Kamis (10/1).
Ridwan Kamil mengatakan, sebagai Gubernur dia memiliki tugas membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya di wilayah Jawa Barat. Lapangan pekerjaan itu pun bisa dilahirkan melalui berbagai kolaborasi, salah satunya yaitu dengan adanya petani milenial jamur tiram ini.
“Bahwa untuk bisa hidup yang baik tak harus selalu hijrah ke kota, asal punya tanah di desa dengan skill digital kita bisa jualan dimana saja. Salah satu contohnya yang dilakukan oleh para petani milenial, ini” ungkap Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil kepada Sukabumi Ekspres.
Baca Juga:Ditanyai Soal Nyapres 2024, Ridwan Kamil: Tidak Ada Kata Tidak SiapRidwan Kami Resmikan Commad Center di Enam Kota dan Kabupaten di Jabar
Ia menegaskan, para petani jamur tiram yang didominasi para anak anak muda ini berpenghasilan Rp4 juta sampai Rp5 juta perbulan nya. Atau Setara dengan Upah Minimum Regional (UMR) suatu pekerjaan di kota.
“Jadi ini suatu potensi yang cukup baik untuk bisa dijadikan sebagai peluang usaha,” kata dia.
Artinya, tambah Kang Emil, apa yang sudah dilakukan oleh para petani milenial jamur tiram ini dapat dijadikan sebagai contoh buat siapapun. “Mereka bisa sukses di usia muda dengan bisnis seperti ini,”pungkasnya.
Sementara salah seorang Petani Jamur Tiram, Surya menuturkan awal mula menggeluti segmen usaha jamur tiram yaitu dengan banyaknya kebutuhan konsumsi jamur tiram khususnya di wilayah Sukabumi. “Waktu kita maping di lapangan, kebutuhan jamur khusus di sukabumi perhari bisa mencapai Satu Ton. Dilihat dari peluang itu, maka lahirlah suatu usaha yang rasionebel dan memungkinkan untuk di jalankan.
Landasan itulah kenapa dia memilih jamur tiram, karena adanya ketersediaan market yang cukup luar biasa. “Adapun untuk saat ini, hasil panen yang bisa kami dapat setiap harinya hanya baru bisa mencapai 100 sampai 150 kg. Jumlah ini masih jauh dari kebutuhan market yang mencapai 1 Ton per harinya,” jelas dia.
Untuk itu, kedepan dia berencana untuk menambah lahan pertanian serta mengembangkannya kedaerah lain dengan sistem plasma. “Karena kita di bawah Dinas Kehutanan. Kita akan membentuk suatu Kor Bisnis, bahan baku, budidaya market nya kita yang kelola termasuk prodak turunannya. Setelah itu baru kita akan menjualnya kepada masyarakat,” pungkasnya. (mg1/idr)