Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga menyampaikan prioritas Presidensi G20 yang difokuskan pada Arsitektur Kesehatan Global, Transformasi Ekonomi Digital dan yang secara khusus berkaitan erat dengan kesepakatan COP26 yakni Transisi Energi guna penurunan emisi karbon. Presidensi G20 Indonesia memandang penting perlunya langkah konkret bersama di ketiga area prioritas tersebut dalam rangka menuju pemulihan global yang berkelanjutan.
Di bidang kesehatan, aspek penting adalah yang diusung Presidensi Indonesia adalah respon global dan inklusif dalam mengatasi pandemi Covid-19, terutama untuk affordability dan accessibility vaksin dan penguatan arsitektur kesehatan global. Terkait upaya transformasi digital yang di masa pandemi telah mengakselerasi pemanfaatan teknologi digital di segala sektor perekonomian dan sosial, ditekankan pentingnya untuk memastikan ketersediaan infrastruktur atau hardware digital seperti jaringan fibre optic agar berbagai platform digital tersebut dapat terjangkau dan mudah diakses. Dalam kaitan ini Menko Airlangga mencontohkan Kartu Prakerja yang telah didistribusikan kepada 11 juta penduduk indonesia sebagai contoh mekanisme digital untuk skilling, reskilling dan upskilling sekaligus sebagai semi-bansos bagi masyarakat yang terdampak pandemi.
Menyangkut transisi energi, ditegaskan bahwa Indonesia tengah mengkaji mekanisme pembiayaan yang tepat guna mewujudkan langkah transformatif tersebut. Hal ini tentunya perlu dibarengi dengan upaya mendorong investasi di bidang renewable energy yang saat ini tengah dikembangkan di berbagai daerah di Indonesia (antara lain hydropower dan solar), termasuk teknologi carbon capture and storage yang kesemuanya membutuhkan pembiayaan yang tidak sedikit.
Baca Juga:Apresiasi Nasabah Prioritas, BRI Kantor Cabang Subang Gelar Temu Agung Si RajaMenko Airlangga Sebut RI Kembali Masuk Negara Pendapatan Menengah Atas
Sejalan dengan Glasgow Climate Pact, Indonesia pun telah meluncurkan skema pembiayaan inovatif dalam rangka mempercepat penutupan pembangkit listrik berbasis batu bara, bekerja sama dengan ADB melalui Energy Transition Mechanism serta pemanfaatan gas amonia untuk pembangkit listrik. Untuk itu solusi dan skema pembiayaan inovatif dan dukungan internasional memang sangat dibutuhkan dan hal ini sejalan dengan komitmen Glasgow. Dalam hal ini, Menko Airlangga kembali menyampaikan fokus Pemerintah Indonesia dalam hal ketenagalistrikan, yaitu affordability of technology, availability of technology, serta komitmen implementasi.
Pemerintah Indonesia juga menekankan pentingnya leading by examples, di mana perlu didorong model prototipe yang dapat direplikasi ke depannya. Dicontohkan partisipasi Indonesia pada pameran Industri Hannover Messe secara digital yang menggaungkan langkah Industri 4.0 Indonesia secara global dan selanjutnya diikuti oleh berbagai pihak swasta dan pemerintah di berbagai negara.