SUBANG-Keberadaan minyak goreng mulai dirasakan terbatas di setiap pasar tradisional di Subang. Dari pantauan Pasundan Ekspres di Pasar Panjang Subang, sejumlah pedagangan mengeluhkan ketersediaan minyak goreng yang terbatas, Senin (21/2) .
“Dari supplier sekarang datang hanya seminggu sekali. Setiap kamis dan hanya dibatasi dua dus pembelian saja. Satu dus yang satu liter, satu dus lagi yang kemasan 2 liter,” kata Dendi Nugraha (37) salah satu pedagang di Pasar Panjang.
Selain itu, harganya juga masih tinggi. Dendi terpaksa menjual dengan harga Rp18.000 per liter, karena menurutnya harga yang diperoleh dari suplayernya juga masih tinggi. Tidak berbeda jauh dengan minyak goreng curah, harganya bahkan nyaris sama dengan yang kemasan.
Baca Juga:Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Jalancagak, Masyarakat Belum Lupa!Bupati Dukung Pencanangan Desa Wisata, Terkesan dengan Jembatan Peninggalan Belanda
“Curah juga sama, setengah kilo Rp8.000 sekarang, ya mau gimana lagi di sananya juga mahal,” tambahnya.
Harga yang mahal dengan stok yang terbatas inilah yang membuat pedagang kecil menjerit, dengan fenomena minyak goreng ini.
Pedagang gorengan di kelurahan Soklat, Sardi mengaku, jika harga minyak goreng yang mahal dan terbatas tersebut cukup menyulitkan. Selain mempengaruhi pada ongkos produksi dagangannya, dia yang harus selalu sedia minyak goreng dalam setiap harinya juga mulai merasakan kesulitan untuk mendapatkan.
“Paling harus ke toko modern dulu. Beberapa toko modern masih aman. Kalau ke pasar sudah susah nyarinya. K
alau ada juga rebutan dengan pembeli lain,” katanya.
Meskipun belum terlalu signifikan kelangkaannya karena masih bisa didapkan di toko modern, Sardi tetap berharap kelangkaan dan mahalnya minyak goreng ini bisa segera ditanggulangi pemerintah.
“Sekarang masih bisa ditemukan di toko modern juga kita sudah agak sulit nyarinya, di pasar mahal. Sudah gitu jarang-jarang, mau naikin harga jual belum mungkin, bisa-bisa gak laku dagangan saya,” tukasnya. (idr/vry)