PURWAKARTA-Melalui jajaran Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), Pemkab Purwakarta meraih sejumlah penghargaan pada program Keluarga Berencana (KB) tinggat Provinsi Jawa Barat pada tahun 2022 ini.
Penghargaan tersebut diantaranya DPPKB Kabupaten Purwakarta dinyatakan terbaik kesatu dalam capaian peserta KB baru lebih dari 100 persen pada tahun 2021. Kemudian, DPPKB Kabupaten Purwakarta juga mendapatkan apresiasi Kampung KB terbaik tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2021 sebagai Kampung KB Cikal Mandiri yang diselenggarakan pada tanggal 30 November 2021 sampai 10 Januari 2022 lalu.
Lalu, DPPKB Kabupaten Purwakarta juga meraih penghargaan terbaik kelima dalam capaian peserta KB baru MKJP lebih dari 100 persen pada tahun 2021. Selain itu, dinas tersebut juga meraih penghargaan terbaik keempat dalam capaian peserta KB baru MOP lebih dari 100 persen pada tahun 2021.
Baca Juga:MacBook Air Bakal Pake Chip M2, Segera Rilis?Pejabat Baru Polres Segera Lakukan Penyesuaian
Bertempat di Bale Nagri, Rabu (9/3), Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika menerima sejumlah piagam penghargaan yang diserahkan oleh Kepala DPPKB Kabupaten Purwakarta, Yayat Hidayat.
Ambu Anne merasa bangga dan mengucapkan terima kasih kepada Kepala DPPKB beserta jajaran, diharapkan hal ini dapat dipahami dan diikuti oleh masyarakat dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) dan pemasangan alat kontrasepsi.
“Tugas besar bagi DPPKB yaitu meyakinkan masyarakat dengan memberikan edukasi dan pengarahan terkait pentingnya program KB dan pemasangan alat kontrasepsi di tengah-tengah masyarakat. Diharapkan DPPKB Kabupaten Purwakarta dapat terus bersinergi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah,” kata Ambu Anne.
Ambu Anne juga berharap para kader KB agar tidak pernah berputus asa untuk terus memberikan edukasi atau KIE dimana pun berada. “Sepuluh tahun yang lalu di Kecamatan Plered ada keluarga yang memiliki anak sampai 15 anak dan belum lama ini di Kecamatan Maniis ada keluarga yang memiliki 12 anak. Hal itu merupakan potret dimana sulitnya meyakinkan masyarakat untuk ikut dalam program KB,” kata Ambu Anne.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu terjadi, yang pertama, karena memang belum tersampaikannya informasi soal KB yang sejelas-jelasnya ke masyarakat. “Untuk itu, para kader ini harus terus berusaha, tidak ada hari libur, mereka harus tetap melakukan KIE atau komunikasi, informasi dan edukasi,” kata Ambu Anne.