Health – Banyak sekali macam gorengan mulai dari bakwan, cireng, pisang goreng, tahu isi dan yang lainnya. Semakin nikmat jika hidangan tersebut dilengkapi dengan sambel atau dimakan langsung dengan cabai rawit.
Ternyata dibalik rasa enak tersebut ada akibat buruk yang ditimbulkan salah satunya dapat mengundang jumlah kalori yang sangat tinggi.
Dilansir dari Healthline menurut ahli makanan yang dimasak dengan cara digoreng umumnya tinggi akan trans fat. Trans fat atau lemak trans, dapat meningkatkan risiko orang bermasalah dengan berat badannya, hingga risiko penyakit kronis di kemudian hari. Penyakit jantung, diabetes dan kanker adalah beberapa di antaranya. Hal tersebut yang coba diingatkan pakar gaya hidup sehat ala Islam, dr. Zaidul Akbar.
Baca Juga:Lama Tak Akur, Dody Sudrajat Digugat Cerai Oleh Sang IstriAirlangga Sebut Indonesia dan Singapura Eratkan Kerja Sama Bidang Pariwisata dan Transisi Energi
Menurut dokter umum yang populer dengan Jurus Sehat Rasulullah (JSR) itu, gorengan boleh saja dimakan, tapi harus tau juga risikonya.
“Tubuh manusia sejatinya ‘mencatat’ apa apa yang dimakan atau dimasukan ke dalam tubuh. Dan pencatatan ini seperti tabungan yang tergantung kemampuan tubuh menampungnya sehingga kemudian di “cairkan tabungan” tadi,” kata dr. Zaidul
“Artinya gini, boleh ga makan yang di video (gorengan?). Ya boleh aja, sepanjang halal, tapi jika dia terus menerus atau saban hari dimakan, rekam jejak yang akan didapat dari makanan ini akan ada dua macam. Rekam jejak atau tabungan gula (dari terigunya), rekam jejak dari lemak trans yang ada padanya,” lanjut dr. Zaidul Akbar.
Jika hal itu terus-terusan, lanjut penggagas JSR itu, tubuh akan dipenuhi dengan lemak dan gula.
“Apa efeknya? Banyak lah, kalau gula ketinggian ya lama lama (bagian tubuh) yang ngurusin gula kecapean alias ga sensitif lagi, alias insulin udah ga sensitif, lagi dan ini jauhh lebih berat ngobatinya daripada gula yang berlebih dalam darah”.
Kalau berkaitan dengan penumpukan lemak, masalah pembuluh darah, lanjur dr. Zaidul Akbar, adalah risikonya di kemudian hari.