SUBANG-Imbas efek kelangkaan minyak goreng dan kenaikan harga, pedagang gorengan mulai alami dilema karena kenaikan biaya produksi.
Salah satu pedagang gorengan di Pusakajaya Karwan mengatakan, saat ini stok minyak goreng mulai berangsur normal. Namun demikian, di lapangan masih tak sebanding dengan harga.
“Hal itu berimbas pada harga gorengan yang juga mulai naik, tidak hanya karena soal minyak goreng tapi dari sebelumnya soal tahu tempe yang sempat naik,” ucap Karwan.
Baca Juga:Abu Janda Puji Aksi Pawang Hujan Mbak Rara: Lebih Ampuh dari Doa KadrunPercaya Pawang Hujan Termasuk Dosa yang Tidak Diampuni Allah, Ini Dalilnya
Dirinya tak punya pilihan lain selain dengan menaikan harga gorengan yang sudah berlangsung sejak tiga minggu terakhir.
Harga Gorengan di Subang Naik 50 Persen
Misalnya satu tahu pedas dari sebelumnya Rp1.500 jadi Rp2.000. Aneka gorengan lain seperti tempe, bakwan dan tahu isi yang tadinya Rp2000 untuk tiga buah jadi 1 pcs nya 1000 (goreng tempe, bakwan dan tahu isi)
Ia juga menyebut dalam beberapa waktu terakhir, sempat alami kesulitan mendapatkan minyak goreng.
“Untungnya terbantu dengan langganan karena kebetulan saya beli minyak curah dengan jerigen, itupun juga terbatas,” imbuhnya.
Meskipun sempat dibatasi, minyak curah juga sempat menyentuh harga Rp 18.000 per liter. Kondisi itu tentunya semakin membuat ia dan rekan pedagang lain yang membutuhkan bahan minyak alami dilema.
“Karena kondisinya memang di pasaran itu masih belum stabil, meskipun sekarang kelangkaan sudah mulai berkurang, tapi dari sisi harga juga masih naik turun,” tuturnya.(ygi/ysp)