Nasional – Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) dikabarkan akan melaksanakan demonstrasi besar-besaran pada 11 April 2022.
Mereka menuntut pernyataan tegas dari presiden Joko Widodo atau Jokowi terkait penolakan jabatan 3 periode atau memperpanjang masa jabatan.
Mahasiswa telah melakukan aksi besar pada Jumat 1 April 2022 pekan lalu di Ring I Istana Negara. Mereka memberi batas waktu kepada Presiden Jokowi untuk hadir memberikan pernyataan tegas menolak 3 periode atau perpanjang masa jabatan.
Baca Juga:Yuk Kenalan dengan Self-love, Demi Terjaganya Kesehatan MentalCatat! Ide Nama Bayi Perempuan Islami, Unik dan Bermakna
Pegiat media sosial, Helmi Felis yakin bahwa mahasiswa akan memberhentikan Presiden Jokowi pada 11 April nanti.
“Kalo tanggal 11 #GoodByeJokowi berarti tanggal 12 kita punya pemimpin baru? Uuuugggghhh senangnya #GoodByeJokowi,” unggahan Helmi Felis, dikutip Rabu 6 April 2022.
Helmi Felis menilai, bukan saja Jokowi, tetapi juga wakilnya, Maruf Amin akan lengser jika aksi mahasiswa besar-besaran nanti. Namun jika tidak, maka terganti semua pada waktunya. Dia memaparkan bahwa rakyat saat ini juga ingin rezim berganti.
Akan sangat dinamis, ya aturannya seperti itu, tapi secara politik bisa berganti semuanya. Kalaupun iya mungkin tidak akan lama, rakyat menginginkan rezim ini diganti juga #GoodByeJokowi,” katanya.
Adapun Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) akan melakukan aksi secara bersamaan menuntut jawaban pemerintah terkait beberapa tuntutan.
BEM SI ini secara terbuka menghimbau seluruh BEM dari kampus se-Indonesia untuk melaksanakan aksi kolektif pada 11 April 2022.
Mahasiswa kini tengah berupaya untuk melancarkan aksi terusan sambil tak henti mendesak Jokowi untuk membuat pernyataan terbuka menolak wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.
Baca Juga:Menakjubkan, 4 Keistimewaan Makan SahurIntip Asal-usul Nasi Kebuli Lengkap Beserta Resepnya
Adapun jawaban presiden terkait 3 periode dan penundaan pemilu dianggap tidak tegas. Pasalnya, Jokowi hanya mengatakan taat konstitusi. Presiden tidak tegas dan lugas menyebut menolak jabatan 3 periode atau perpanjang masa jabatan. (Fin/Yni)