Bahwa disebutkan Nabi Muhammad S.A.W Shalat di mesjid Nabawi pada malam Ramadhan, lalu diikuti para sahabat. Hingga 2 (dua) malam setelah itu, semakin banyak jamaah shalat yang mengikuti.
Hingga pada malam ke 4 (empat), Nabi tidak lagi muncul di mesjid, dan jamaah heran.
Ketika Salah seorang Sahabat bertanya tentang hal tersebut, maka Nabi menjawab:
Baca Juga:Gubernur Ridwan Kamil Resmikan Rumah Sakit SariningsihBanyak Keunggulan, PLN Ajak Warga Pakai Kompor Induksi
“Sebenarnya tidak ada yang menghambatku untuk turut sera besama kalian, Hanya saja Aku takut nanti hal ini menjadi Wajib”.
Dasar Shalat Tarawih 20 rakaat
Mazhab Fiqh pada dasarnya tidak memiliki banyak perbedaan tentang berapa jumlah rakaat tarawih, berbeda jumlah ini adalah perihal afdhaliyah.
Imam Abi Hanifah, Imam Asy-Syafi’ie, dan Imam Ahmad bin Hanbal, Dawud azH Zhairi memilih untuk tarawih dengan jumlah rakaat tarawih 20 rakaat.
Imam Ibnu Qudamah mencatat dalam Al-Mughni, sebab adanya berbeda pendapat adalah dari hadit’s dan riwayat sahabat yang dipakai,
Imam Malik bin Anas, dan ulama lain menggunakan riwayat dari Yazin bin Ruman yang mauquf dan bersandar pada perilaku sahabat, bahwasanya orang-orang shalat tarawih pada masa Umar bin Khattab dengan 20 rakaat, dengan imam Sahabat Ubay bin Ka’ab
Dasar Shalat Tarawih 36 Rakaat
Keterangan ahli hadit’s Abu Bakar bin Abi Syaibah (Guru Imam Malik), Beliau mengatakan menemui orang-orang Madinah shalat 36 rakaat
Dasar Shalat Tarawih 8 Rakaat
Ada kalangan yang bersandar pada Hadit’s :
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ -رضي الله عنها-: كَيْفَ كَانَتْ صَلاَةُ رَسُولِ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- فِي رَمَضَانَ؟ قَالَتْ: مَا كَانَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلاَ غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً: يُصَلِّي أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ، ثُمَّ أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ، ثُمَّ يُصَلِّي ثَلاَثًا. فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ تَنَامُ قَبْلَ أَنْ تُوتِرَ؟ قَالَ: تَنَامُ عَيْنِي وَلاَ يَنَامُ قَلْبِي
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Salamah, Beliau pernah bertanya kepada Aisyah: “Bagaimana shalat Nabi Muhammad di bulan Ramadhan?” Aisyah menjawab,“Beliau tak menambah pada bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat: shalat empat rakaat, yang betapa bagus dan lama, lantas shalat empat rakaat, kemudian tiga rakaat. Aku pun pernah bertanya: Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum menunaikan shalat witir? Beliau menjawab: “mataku tidur, tapi hatiku tidak”.
Baca Juga:Fitur Terbaru Twitter 2022, ‘Edit Twit’Eropa Berhasil Terpecah, “Senjata” Putin Terbukti Manjur untuk Balas Dendam!
Hadit’s ini dinilai banyak ulama adalah hadit’s yang berkaitan dengan Jumlah Rakaat dan Tata Cara Witir, dan bukan jumlah rakaat tarawih.