BANDUNG-Para tenaga pendidik diminta untuk bisa menciptakan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Apalagi saat ini sudah banyak tersedia sumber-sumber pembelajaran yang dapat diakses oleh para siswa.
Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Bandung, Cecep Suhendar mengatakan program pembelajaran secara daring memiliki nilai positif dan negatif.
Cecep menyebut dari sisi positif, menjadi salah satu upaya untuk menegakkan protokol kesehatan yang diharapkan bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Namun disisi lain ada hal negatif yang ditimbulkan yaitu proses pembelajaran menjadi tidak optimal.
Baca Juga:Inilah 4 Manfaat Daun Singkong untuk Tubuh yang Jarang diketahuiBahaya Jilati Bibir yang Kering saat Puasa, Ini Sebabnya
“Positifnya adalah dalam rangka menegakkan protokol kesehatan dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Negatifnya adalah tidak optimalnya pembelajaran, artinya mata pelajaran sesuai dengan kurikulum yang ada, ketika disampaikan melalui daring ini banyak kekurangannya, jadi tidak optimal dalam pembelajaran tersebut, ini disampaikan oleh guru maupun oleh orang tua siswa,” ujar Cecep saat ditemui di Soreang, Rabu (6/4).
Menurut Cecep, para tenaga pendidik yaitu guru dan sekolah harus bisa mengevaluasi kegiatan pembelajaran secara daring tersebut. Dari hasil evaluasi tersebut, lanjutnya, harus bisa menghasilkan sebuah metode untuk mengoptimalkan atau meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
“Kekurangan yang didapatkan oleh siswa tersebut, contoh siswa kelas 1 dan 2 yang biasanya sudah bisa membaca tapi karena daring mereka jadi ada yang belum bisa membaca, artinya hal itu harus bisa dievaluasi dan sekarang PTM 100 persen ini harus menjadi prioritas,” tutur Cecep.
“Kalau data belum tahu, tapi dari obrolan orang tua, kemudian sampling siswa mungkin saja, pembelajaran daring tidak bisa optimal dan tidak bisa disamakan dengan pembelajaran yang tatap muka, tapi harus ada data yang akurat dari sekolah atau kelompok sekolah,“ sambungnya.
Saat ini, Cecep mengungkapkan, sumber belajar untuk para siswa itu banyak. Seperti gadget yang bisa dimanfaatkan oleh siswa sebagai sumber pelajaran.
Oleh karena itu, Cecep meminta para pendidik untuk bisa mengoptimalkan sumber-sumber pembelajaran yang ada.
“Yang penting sekarang bagaimana gurunya bisa menggunakan media lain, sumber belajar lain, bisa memanfaatkan fasilitas lain dalam rangka memberikan ilmu kepada muridnya, dan sebaliknya murid juga bisa memanfaatkan media yang ada sebagai sumber belajar,” ungkap Cecep.