SUBANG-Atin Surelawatin SPd MMPd dan Nita Rosyana SPd MMPd telah mengantarkan dua sekolah yang dipimpinnya menjadi Sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten. Bahkan keduanya berhasil mengantarkan hingga meraih penghargaan sekolah berbudaya lingkungan tingkat provinsi.
Saat ini SDN RA Kartini yang dipimpin Atin berhasil meraih penghargaan Sekolah Adiwiyata tahun 2022. Sebelumnya saat menjabat kepala SDN Manasuka meraih penghargaan Sekolah Adiwiyata tahun 2019.
Pun dengan Nita, saat ini SDN Sagalaherang IV yang dipimpinnya meraih penghargaan Sekolah Adiwiyata tahun 2022. Sebelumnya SDN Dayeuhkolot II pun meraih penghargaan Sekolah Adiwiayata tahun 2019.
Baca Juga:DPRD Akan Undang Dinas Bahas Pemekaran Pantura, Narca Sukanda Pastikan Legislatif Dukung Aspirasi MasyarakatBapak Ibu Guru Ayo Ikuti Seminar Pendidikan, Peserta Akan Dapat Buku Karya Arief Rachman
Meski baru menjabat sekitar satu tahun, dua kepala sekolah itu mengantarkan sekolahnya meraih Adiwiyata tahun 2022. Pengalaman di sekolah sebelumnya menjadi modal bagi keduanya dengan mudah membuat sekolah yang kini dipimpinnya meraih Sekolah Adiwiyata.
Keduanya pun optimis mengantarkan sekolah yang kini dipimpinnya bisa meraih penghargaan sekolah berbudaya lingkungan di tingkat provinsi bahkan nasional.
Atin Surelawatin Miliki Tekad Kuat
Kepala SDN RA Kartini, Atin Surelawatin memiliki tekad kuat untuk menciptakan suasana sekolah yang berbudaya lingkungan. Tekad kuat itu diwujudkan melalui kerja nyata dengan warga sekolah mulai dari guru, siswa dan orang tua.
“Semuanya menunjukkan komitmen untuk menciptakan sekolah berbudaya lingkungan. Dan akhirnya memperoleh penghargaan dari Bupati Subang Sekolah Adiwiyata untuk SDN RA Kartini,” ungkapnya kepada Pasundan Ekspres setelah menerima penghargaan pada acara Penanaman Pohon di Kampung Cibogo Kelurahan Dangdeur, Kamis (19/5).
Atin mulai menjabat di SDN RA Kartini pada tahun 2020. Saat itu diakui Atin kondisi sekolah nampak kumuh. Bahkan kerap banjir. Dalam waktu kurang dari setahun akhirnya mampu mengantarkan sekolah ini meraih Sekolah Adiwiyata.
“Waktu itu sering banjir, sampai saya jatuh dan kaki patah. Saya pun dipasang pen. Tapi tidak menjadikan patah semangat sehingga sekarang SDN RA Kartini mendapatkan penghargaan Sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten,” jelasnya.
Sekolah Adiwiyata bukan hanya sebatas penghargaan semata. Bagi Atin, yang terpenting adalah bagaimana warga sekolah mulai dari siswa dan guru peduli terhadap lingkungan. Mencintai lingkungan sehingga menciptakan suasana belajar yang nyaman.